REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- H Yana Hawi Arifin (45 tahun) merupakan otak kreatif di balik cemilan pedas Keripik Karuhun. Usaha yang sudah dirintis sejak April 2011 itu awalnya hanya memproduksi 100 bungkus per hari dengan tenaga produksi sebanyak tiga orang. Keterbatasan sumber daya manusia dan hanya menggunakan peralatan yang sederhana mambuat ia berpikir agar usahanya tersebut dapat berkembang.
Pria yang disapa Yana itu kemudian memanfaatkan Bank BJB sebagai mitra bisnisnya. Ia pun mengajukan pinjaman modal di Bank BPJB Kantor Cabang Pembantu (KCP) Ciaul, Kota Sukabumi. Awalnya Yana tidak ingin sembarangan dalam memilih mitra bisnis, tetapi melalui kajian yang mendalam akhirnya ia mempercayakan Bank BJB sebagai mitra bisnisnya.
Persyaratan pengajuan kredit UMKM yang dinilai mudah menjadi pertimbangan Yana memilih Bank BJB. Yana juga tidak pernah merasa dipersulit oleh pihak Bank BPJB dalam mengajukan kredit. Buktinya Yana memperoleh bantuan modal dengan cepat.
"Bantuan modal dari Bank BJB mengalir pada awal tahun 2013,’’ ujar penggagas Keripik Karuhun tersebut. Ia memperoleh bantuan modal hingga Rp 500 juta. Bantuan itulah yang kemudian dijadikan modal oleh Yana untuk berinvestasi pada peralatan.
Tidak hanya itu, selain bantuan modal, Yana juga mendapat pelatihan dan pembinaan secara rutin dari Bank BJB untuk mengembangkan usahanya tersebut. Kini Karuhun mampu memproduksi 10 ribu bungkus per hari dengan jumlah tenaga produksi sebanyak 22 orang. Omzet yang diperoleh Karuhun tidak tanggung-tanggung, dalam sebulan, merek dagang yang terkenal dengan tagline "Resep Jadul, Rasa Gaul" tersebut memperoleh omzet sebanyak Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar. Keberhasilan Karuhun tersebut tidak bisa lepas dari peran serta Bank BJB sebagai mitra bisnis yang ia pilih.
Berkat bantuan Bank BJB, produksi dan pemasaran keripik Karuhun meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan sebelum memperoleh bantuan dari Bank BJB. Hal ini dikarenakan adanya tambahan peralatan dan sumber daya manusia (SDM) dalam memproduksi keripik singkong. Usaha yang proses produksi keripik singkong dipusatkan di Jalan Lingkar Selatan, Kelurahan Sudajaya Hilir, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi ini rencananya akan menyasar pasar internasional setelah sukses di pasar nasional.