REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Warga Kota Bogor, Jawa Barat, memiliki tradisi khusus dalam menyambut datangnya bulan Suci Ramadhan dengan cara 'Ngubek Situ' atau menguras isi Situ Gede yang terletak di kawasan Hutan CIFOR.
"Tradisi ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, khususnya warga Situ Gede yang melakukan 'ngubek situ," kata Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Situ Gede, Eman Sulaiman di Bogor, Ahad (22/5).
Tahun ini tradisi 'ngubek situ' di Situ Gede berlangsung dua hari yakni Sabtu dan Minggu (20-21 Mei 2017). Melibatkan ratusan warga Kelurahan Situ Gede dan warga luar kelurahan.
'Ngubek situ' telah menjadi pesta rakyat yang digelar dalam rangka 'Mapang Munggah' atau menyabut datangnya bulan Ramadhan dan Hari Jadi Bogor (HJB) yang tahun ini berusia 535 tahun.
Eman menjelaskan, warga beramai-ramai masuk atau menyeburkan diri ke situ untuk menangkap ikan. Tradisi tersebut menjadi turun temurun dilakukan warga Kelurahan Situ Gede, Kota Bogor.
"Dulunya warga Situ Gede memanen ikan untuk makan sahur hari pertama puasa. Tapi seiring dengan berjalannya waktu karena bulan puasa bersamaan dengan Hari Jadi Bogor, maka tradisi tahunan ini dikaitkan pula dengan HJB," ujar Eman.
Menurut Enamn, di Situ Gede terdapat beragam jenis ikan konsumsi. Dan saat ngubek situ diikuti warga dari berbagai daerah tidak hanya Kota Bogor, tapi ada juga yang dari Kabupaten Bogor.
Situ Gede menjadi salah satu destinasi wisata masyarakat, memiliki luas 4,6 hektare. Tradisi Ngubek Setu mampu menarik jumlah kunjungan wisata ke wilayah tersebut, menggerakkan ekonomi masyarakat. Di sekitar Situ dibuat menjadi lokasi piknik keluarga, banyak yang memanfaatkannya untuk cucurak yakni tradisi berkumpul bersama keluarga makan bersama menyambut Ramadhan.
Pihak panitia menyediakan empat ton ikan dari berbagai jenis yakni nila, emas dan mujair yang ditebar lalu ditangkap oleh peserta 'Ngubek Situ'. Ikan ditebar sebanyak dua kali pada bulan Februari oleh Wali Kota Bogor dan dua hari sebelum acara dimulai.
Uniknya, warga yang menangkap ikan dapat menggunakan berbagai alat seperti serokan dan jala. Bagi yang menggunakan jala dikenakan biaya Rp 30 ribu. Panitia menyediakan rakit bagi peserta untuk mengubek situ.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengapresiasi penyelenggaraan tradisi 'Ngubek Situ' di Kelurahan Situ Gede sebagai acara tahunan yang dapat menjalin silaturahmi antar warga. "Ngubek situ adalah tradisi dan kearifan lokal warga Situ Gede yang perlu dilestarikan,"kata Bima.
Ia berharap, tidak hanya menjaga tradisi, tetapi warga juga dapat menjaga kelestarian di Situ Gede dan hutan lindung CIFOR agar senantiasa terawat dan dapat terus dinikmati oleh generasi yang akan datang.