REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemuda ini disebut-sebut sebagai imam para ulama di hari kiamat. Rasulullah SAW pun menyebut pemuda tersebut sebagai umatnya yang paling mengetahui halal dan haram. Lelaki Anshar yang masuk golongan awal masuk Islam itu bernama Mu'adz bin Jabal.
Mu'adz merupakan sosok pemuda yang berwajah cerah, menarik dipandang, dan giginya putih bersinar. Ia memikat setiap mata dengan ketenangan dan diamnya. Jika ia berbicara, setiap mata akan semakin terkesima.
Mu'adz menempati kedudukan istimewa di hati Rasulullah lantaran kecerdasan. Pemuda yang selalu turut menyertai Rasul dalam semua peperangan yang beliau lalui itu memiliki kelebihan dan keistimewaan dalam hal fikih. Pemahamannya akan Alquran dan sunnah serta kemampuannya berijtihad menempatkan Mu'adz pada puncak kejayaan fikih melebihi sahabat-sahabat lain.
Amirul Mukminin Umar bin Khattab pun sering bermusyawarah dengan Mu'adz dan menggunakan pendapatnya untuk memecahkan permasalahan. Dalam suatu peristiwa, Umar berkata,"Andai bukan karena Mu'adz, pastilah Umar telah binasa."
Mu'adz hidup di tengah penduduk Syam sebagai seorang guru dan ahli fikih. Ketika Abu Ubaidah meninggal, Umar mengangkat Mu'adz sebagai pengganti amir di Syam. Baru beberapa bulan Mu'adz memegang jabatan tersebut, Allah SWT telah memanggil sahabat mulia ini.
Mu'adz sepanjang hidupnya tidak pernah berhenti menyeru kepada manusia untuk mencari ilmu yang benar dan bermanfaat. Ia mengatakan,"Waspadalah terhadap penyimpangan orang berilmu. Ketahuilah kebenaran dengan kebenaran karena kebenaran itu memiliki cahaya."
Menurut Mu'adz, ilmu adalah pengetahuan sekaligus pengamalan. Pelajarilah apa saja dari ilmu yang ingin kalian pelajari. Namun, Allah SWT tidak akan memberi manfaat kepada kalian dari ilmu tersebut sebelum kalian lebih dulu mengamalkannya. (sumber: Biografi 60 Sahabat Rasulullah terbitan Qisthi Press)