REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperkenalkan anak dengan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan mungkin bukan hal yang mudah. Memberikan hadiah ternyata dapat menjadi salah satu cara 'ampuh' untuk memperkenalkan anak pada puasa jika dilakukan dengan benar.
"Itu salah satu hal yang cukup bagus untuk latihan anak," kata psikolog dari Tiga Generasi, Pustika Rucita, saat ditemui di Jakarta.
Pada anak, ada rentang usia tertentu di mana anak masih sulit untuk berpikir lebih lanjut. Pada usia ini, memperkenalkan puasa dari segi amal ibadah maupun manfaat kesehatan masih cukup sulit dicerna anak. Namun seiring berjalannya waktu, anak akan mulai memahami konsep puasa dengan lebih baik. "Sampai (usia) SD masih bisa pengaruh untuk kado atau hadiah," tambah Pustika.
Hadiah yang diberikan kepada anak jika berpuasa tidak harus berupa barang mahal atau mewah. Barang-barang sederhana yang bermanfaat seperti alat tulis bisa menjadi opsi yang baik.
Hadiah yang diberikan oleh orang tua bahkan tidak harus dalam bentuk fisik. Hadiah-hadiah non fisik bisa diberikan oleh orang tua dalam bentuk pujian, apresiasi maupun dukungan kepada anak yang berpuasa.
Pustika mengatakan konsep ini tak jauh berbeda dari sistem reward and punishment yang dikenal dalam ilmu psikologi. Reward and punishment merupakan salah satu cara yang cukup efektif untuk mengajarkan anak melakukan hal positif seperti berpuasa.
"(Anak akan mengerti) Kalau dia melakukan 'A', dia akan mendapat sesuatu yang berharga untuk dirinya," terang Pustika.