REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1438 H, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengucapkan marhaban ahlan wa sahlan. Semoga di bulan yang penuh dengan keberkahan ini, bangsa Indonesia umumnya dan masyarakat Muslim khususnya, senantiasa mendapatkan keberkahan dalam menjalankan segala aktivitasnya.
Berikut pernyataan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam keterangan tertulis yang diterima, Republika.co.id, Jumat (26/5)
Bulan suci Ramadhan adalah syahrus shiyam. Bulan diwajibkannya berpuasa. Puasa adalah ibadah yang sangat istimewa. Syariatnya telah ada sejak masa umat terdahulu. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah 183:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa”
Bulan suci Ramadhan adalah momentum yang tepat bagi kita semua untuk senantiasa meningkatkan ibadah, bermuhasabah, merefleksikan diri serta terus berusaha memperbaiki kekeliruan dan kesalahan yang telah kita perbuat, disengaja atau pun tidak. Bulan Ramadhan merupakan bulan pembakaran hawa nafsu. Mari bersama-sama berlatih dan menggembleng diri untuk berjihad mengalahkan hawa nafsu diri kita sendiri.
Begitu beratnya melawan hawa nafsu tersebut, Rasulullah menyebutnya sebagai jihad akbar. Sebuah hadits menerangkan, “Kalian semua pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran besar. Lalu ditanyakan kepada Rasulullah saw. Apakah gerangan pertempuran besar itu wahai Rasulullah? Rasul menjawab "jihad (memerangi) hawa nafsu.”
Bulan Ramadhan merupakan syahrul qur’an. Marilah kita memperbanyak membaca dan sekaligus meningkatkan kualitas perenungan makna dan kandungannya. Membaca saja tidak cukup, kita harus belajar untuk terus merenungkan kandungan dan makna Al-Quran agar kita tidak jatuh ke dalam pemahaman yang salah. Sebuah hadist menerangkan:
“Akan keluar di akhir jaman kelak suatu kaum yang berusia muda dan lemah akalnya. Mereka membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati tenggorokannya. Mereka berkata dengan sebaik-baik perkataan manusia, namun mereka keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya”
Bulan Ramadhan merupakan syahrun najat, bulan pembebasan dari siksa api neraka. Marilah kita selalu berlomba-lomba meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kita. Berusaha menjadi manusia yang berguna bagi kehidupan sesama. Berusaha menjadi hamba yang memiliki kesalehan ritual dan sekaligus kesalehan sosial.
Bulan Ramadhan merupakan syahruj judd, bulan kedermawanan. Marilah kita mengasah sensitivitas kita dengan jalan menyisihkan sebagian harta yang kita punya untuk kita bagikan, kita sedekahkan kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu.
Marilah kita tingkatkan jalinan persaudaraan dengan jalan saling menghormati, baik antar sesama maupun dengan yang berbeda. Hindari dan hentikan caci maki. Hindari dan hentikan saling menghujat di media sosial. Hindari dan hentikan saling mengolok dan membeci. Mari hormati perbedaan dan junjung tinggi persatuan.
Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Ali Imran 103: “Dan perpegang teguhlah kalian kepada tali Allah dan janganlah bercerai berai”
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengajak segenap umat Islam dan warga Nahdliyin untuk menyalurkan sedekah dan zakatnya kepada Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqah Nahdlatul Ulama ( NU CARE LAZIS-NU). InsyaAllah rezeki kita akan semakin lancar dan berkah.
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA
Ketua Umum
DR. Ir. H. A. Helmy Faishal Zaini
Sekretaris Jenderal