REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kenaikan harga sejumlah komoditas menjelang dan memasuki bulan suci Ramadhan 2017 telah menyebabkan kenaikan laju inflasi di Kota Yogyakarta pada Mei 2017 ini. Laju inflasi Kota Yogyakarta pada Mei 2017 berdasarkan data Badan Pusat Statistis (BPS) Yogyakarta tercatat 0,33 persen, lebih tinggi dari laju inflasi April yang hanya 0,28 persen dan posisi yang sama pada Mei 2016 sebesar 0,23 persen.
Menurut Kepala BPS Yogyakarta JB Priyono, sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga mengerek laju inflasi adalah kenaikan harga bawang putih sebesar 27,14 persen, telah memberikan andil pada laju inflasi sebesar 0,16 persen. Kenaikan harga telur ayam ras sebesar 15,58 persen telah memberikan andil pada laju inflasi sebesar 0,08 persen, kenaikan harag daging ayam ras sebesar 4,71 persen memberikan andil 0,04 persen dan kenaikan tarif listrik 0,98 persen memberikan andil 0,05 persen pada laju inflasi. Komoditas lain yang mengalami kenaikan harga dan menyumbang laju inflasi adalah gudeg, seragam sekolah anak, obat dan sepatu anak sekolah.
"Menjelang bulan Ramadhan memang beberapa komoditas mengalami trand kenaikan harga," ujarnya di kantor BPS DIY, Jumat (2/6).
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat laju inflasi adalah penurunan harga tarif angkutan udara sebesar 3,56 persen memnghambat laju inflasi sebesar 0,05 persen, penurunan harga jeruk, gula merah, cabai rawit sebesar 4,03 persen menghambat laju inflasi 3,85 persen begitu juga penurunan tarif pulsa, minyak goreng dan beras yang juga menghambat laju inflasi.
Dari 82 kota yang dihitung laju inflasinya ternyata 70 kota mengalami inflasi di 12 kota mengalami deflasi. Inflasi terbesar terjadi di Kota Tual sebesar 0,96 persen diikuti Kota Lhoksuemawe dan Tanjung Pandan sebesar 0,90 persen. Sedangkan Inflasi terendah terjadi di Kota Bulukumba dan Sampit sebesar 0,02 persen Diikuti Pare-pare dan Meulaboh sebesar 0,06 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Menado sebesar 1,13 persen diikuti Pangkjal Pinang dan Sorong sbesar 0,93 persen dan 0,51 persen. Sedangkan deflasi terendah ada di Kota Pematang Siantar sebesar 0,01 persen.
Kapolda DIY Brigjend Pol Achmad Dhofiri mengatakan, pihaknya sudah menyebarkan tim untuk melakukan antisipasi distributor nakal. "kita hingga wilayah ada tim yang terus melakukan pemantauan nbaik harga maupun distribusi barang untuk mengantisipasi adanya penimbunan," ujarnya. Dengan kegiatan tersbeut diharapkan kenaikan harga sejumlah komoditas menjelang Lebaran tidak begitu signifikan akibat kelangkaan pasokan.