REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membentuk posko nasional untuk hari raya Idul Fitri tahun ini. Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Fanshurullah Asa mengatakan pihaknya tidak hanya mengkoordinasikan terkait penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) saja, tetapi seluruh sektor ESDM lainnya, antara lain kelistrikan, elpiji, dan bahan bakar gas (BBG). Kemudian objek vital hulu dan hilir migas termasuk juga pemantauan potensi bencana (geologi).
Ia merincikan tim posko nasional ini terdiri dari anggota BPH migas juga beberapa sektor ESDM. Badan Geologi, kemudian PLN, PGN, Pertamina, dan Aneka Kimia Raya (AKR). "Intinya setiap Senin, kami koordinasi semua sektor di BPH Migas," kata Fanshurullah dalam konferensi pers di kantornya, di Jakarta, Senin (5/6).
Dari hasil rapat terbaru, dia menerangkan BPH Migas akan melakukan pantauan lapangan pada periode sebelum Lebaran, selama masa cuti bersama. Pantauan juga dilakukan pasca-Lebaran dari 19 Juni sampai 8 Juli 2017 di lokasi-lokasi yang diprediksi akan mengalami peningkatan arus lalu lintas dan konsumsi BBM, untuk kesiapan jalur pendistribusian dan ketahanan stok BBM di lokasi tersebut.
"Pertamina sudah antisipasi di titik-titik tambahan ada pasokan BBM, sehingga tidak terjadi kelangkaan," ujar Fanshurullah.
Ia menegaskan demi mengantisipasi kejadian di Brebes Exit tahun lalu, posko nasional ESDM sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT), dan PT Jasa Marga untuk mensimulasi potensi problem kritis kemacetan saat mudik dan arus balik. Kemudian menyiapkan strategi penyediaan dan pendistribusian BBM di sepanjang jalan tol, jalan nasional, dan jalan kabupaten yang potensi kemacetannya tinggi.
"Setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu kami melakukan kunjungan dan pantauan lapangan untuk melakukan tindakan preventif dengan melibatkan pihak-pihak terkait," ujar Fanshurullah.