REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Setelah menjadi program prioritas pemerintah pusat, wisata juga jadi perhatian pemerintah daerah. Khusus bagi NTB, wisata halal jadi bagian pembangunan daerah.
Kepala Dinas Pariwisata Prov NTB, Lalu M. Faozal menjelaskan, wisata halal merupakan bagian pembangunan daerah NTB. Dengan memenangkan World Halal Travel Award pada 2015 dan 2016 lalu, NTB makin berbenah karena sudah dicitrakan sebagai destinasi wisata halal.
Diskusi peran wisata halal bagi pembangunan daerah dalam Rembuk Republik merupakan rangkaian dari 28 kegiatan yang menyertai Pesona Khazanah Ramadhan 1438 H. ''Sebanyak 12 dari 28 kegiatan sudah berjalan. Sisanya sambil berjalan sampai 27 Juni,'' kata Faozal mengawali diskusi Rembuk Republik di Ballroom Masjid Hubbul Wathan, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (8/6).
Ahad mendatang akan ada kegiatan komunitas termasuk lomba pembuatan takjil oleh ibu-ibu dan bedah novel karya Habiburrahman El Shirazy. Karena itu, Faozal mengajak masyarakat meramaikan kegiatan itu. Apalagi, Masjid Hubbul Wathan juga menyediakan makanan berbuka bagi masyarakat.
GM Marketing Republika, Indra Wisnu Wardana mengatakan, Rembuk Republik kali ini merupakan kelanjutan dari Rembuk Republik di Kementerian Pariwisata terkait wisata halal. Perwakilan dari tiap pemangku kepentingan diharapkan dapat memperluas perspektif peserta Rembuk Republik.
Kemenpar akan menyoroti dari perspektif otoritas, Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) menyoroti praktik wisata halal, dan konsultan maskapai yang menyampaikan pandangan peran transportasi udara bagi pariwisata. Rangkaian Rembuk Republik di Pesona Khazanah Ramadhan masih berlanjut pada 15 Juni mendatang dan akan membahas keuangan syariah.