REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ronggo Astungkoro*
Maraknya kasus narkoba dan kenakalan remaja membuat para orang tua khawatir dengan masa depan anak-anaknya. Karena itu, para orang tua di RT 07/02 Perumahan Bumi Pamulang Asri, Pamulang, Tangerang Selatan, berusaha menyuguhkan kegiatan positif untuk anak-anaknya di lingkungan perumahan.
Salah satu misinya yakni mengajari anak-anak mereka gemar membaca. Oleh sebab itu, dibangunlah Rumah Pintar di sana.
Bangunan Rumah Pintar itu belum sempat digunakan untuk kegiatan membaca, tetapi sejak sebulan lalu sudah dijadikan tempat kegiatan pesantren kilat. Pesantren kilat yang diprakarsai oleh para orang tua di RT tersebut dinamai Pesantren Kilat Ramadhan.
"Pesantren kilat ini dibuat secara swadaya oleh warga RT sini. Kami ingin anak-anak kami mengisi waktu libur setelah kenaikan kelas dengan kegiatan yang bermanfaat," ujar Ketua Kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan Khoerun Santoso kepada Republika di salah satu rumah di RT tersebut, Jumat (9/6).
Berawal dari sekitar satu bulan yang lalu, para orang tua di RT ini merencanakan kegiatan pesantren kilat. Saat sedang berkumpul, mereka mengusulkan untuk membuat kegiatan yang dapat menanamkan jiwa keislaman kepada anak-anaknya. Sebulan kemudian, berjalan lah rencana yang mereka inginkan itu.
Mulai Senin (5/6) lalu, Pesantren Kilat Ramadhan dimulai dan akan selesai pada Sabtu (10/6) sore. Kegiatan empat hari pertama dimulai saat bada Ashar dan pada hari ke lima dimulai pukul 13.00 WIB. Hari ke lima ini bersambung ke hari terakhir.
"Empat hari pertama, beres makan berat sehabis buka puasa bersama, mereka boleh pulang.
Kalau jumat, mereka nginep sampai besok sorenya," terang Khoerun.
Kegiatan yang dilakukan di pesantren kilat ini tak hanya belajar soal agama. Tetapi juga belajar mengenai permasalahan riil yang ada di tengah masyarakat saat ini. Materi-materi soal permasalahan itu pun diterangkan oleh ahlinya.
Di hari kedua pesantren kilat ini, para peserta diberi materi bertajuk "Awas Bahaya Narkoba Pada Anak!".
Pembicaranya pun langsung dari pihak kepolisian yang kerap menangani kasus narkoba. Para peserta diajarkan untuk menghindari barang-barang yang menjurus ke narkoba.
"Pembicara materi itu kami undang dari Polsek Pamulang. Ada dua polwan yang memberikan materi ke anak-anak. Para orang tua juga hadir di sana untuk melihat materi itu," ungkap Khoerun.
Selain soal narkoba, materi lain yang dijelaskan pada pesantren kilat ini membicarakan soal akibat gawai dan media sosial kepada anak. Pembicara yang dihadirkan pun merupakan seorang psikolog.
Meski yang mengikuti pesantren kilat ini anak usia taman kanak-kanak hingga kelas enam SD (Sekolah Dasar), pada saat materi-materi itu dijelaskan, anak yang duduk di bangku SMP diperbolehkan ikut. Materi-materi ini, menurut Khoerun, dapat membantu anak-anak dalam menjalani kehidupan.
"Mereka diberi tahu hal apa saja yang baik dan apa saja yang buruk. Itu baik untuk perkembangan anak biar mereka tahu hal-hal itu ke depannya," tutur dia.
Khoerun menambahkan, kegiatan yang paling ramai ada pada hari ketiga, yaitu hari Rabu (7/6). Pada hari itu, ada kegiatan memanah yang dilakukan oleh para peserta pesantren kilat.
Pegawai swasta itu awalnya ragu memasukkan kegiatan memanah ke dalam rangkaian acara pesantren kilat ini. Apalagi, setelah dirinya mencoba memanah dan melihat target yang cukup tebal tembus oleh anak panah. Ia sempat berpikir, "apa tidak bahaya buat anak-anak?"
Namun, dengan adanya salah seorang anak yang mengikuti kegiatan memanah di Villa Dago, Pamulang, orang tua anak itu meyakinkan Khoerun apabila memanah itu dilakukan sesuai prosedur, akan aman. Hingga pada akhirnya, Khoerun dan panitia memanggil enam pelatih memanah untuk mengisi kegiatan pesantren kilat.
"Yang memanah dan senang bukan cuma anak-anaknya aja. Bapak-bapak dan ibu-ibunya juga ikutan coba dan senang," ujar Khoerun sembari tertawa.
Di samping itu, Ketua RT 07/02 Perumahan Bumi Asri Yanto Bashri mengaku heran dengan warganya. Keguyuban yang dimiliki warga RT 07/02 ini dinilai begitu tinggi. Tiap kegiatan yang dilakukan di RT-nya, pasti selalu ramai dan dilakukan secara gotong royong.
"Sampai-sampai saya coba meneliti ke satu-satu warga saya tanyain. Gak tahu kenapa seperti itu ya," kata Yanto sembari terheran-heran.
Yanto pun mengatakan, kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan ini merupakan kegiatan 'dari kita untuk kita'. Para orang tua anak-anak di RT-nya ingin anak mereka dapat menjaga rasa keguyuban itu. Ia pun tak memungkiri, salah satu tujuan dari diadakannya pesantren kilat ini adalah seperti itu.
"Kita tidak membedakan anak-anak itu. Semuanya dibiarkan berkumpul dan bercengkerama. Kalau mau disambungkan dengan sebagai bentuk menjaga persatuan, bisa dibilang iya," tutur dia.
Nilai-nilai yang ditanamkan kepada anak-anak mereka itu tak beda dengan para orang tuanya. Meski satu sama lain tak seumuran, semuanya bisa saling menyesuaikan perilaku. Terbukti, kegiatan seperti pesantren kilat ini dapat terlaksana dengan baik hingga hari kelima.
"Untuk penutupannya, kami akan melaksanakan buka bersama dengan anak-anak ini dan para orang tua. Pasti akan ramai di sini nanti karena berkumpul semua," ungkap Khoerun sambil mengajak anak-anak itu melaksanakan sholat Ashar.
*Jurnalis Republika