REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Memasuki H-3 Idul Fitri 1438 Hijriyah, pemudik yang menggunakan sepeda motor yang memasuki Kota Ungaran terus meningkat. Sejak Kamis (22/6) pagi, tak henti-henti sepeda motor melintas.
Sayangnya, tak sedikit di antara para pemudik ini yang masih mengabaikan unsur- unsur kenyamanan dan keselamatan di jalan raya. Misalnya sepeda motor dinaiki lebih dari dua orang penumpang.
“Padahal, sepeda motor bukan kendaraan yang dirancang untuk perjalanan jarak jauh,” ungkap Kasatlantas Polres Semarang, AKP Dwi Nugoho yang dikonfirmasi di Ungaran, Kabupaten Semarang.
Ia mengamini, jumlah pemudik bersepeda motor yang masuk wilayah Kabupaten Semarang terus meningkat pada H-3 hari raya Idul Fitri ini. Khususnya di jalur utama Semarang- Solo/ Yogyakarta.
Namun ia menyayangkan masih banyak sepeda motor pemudik yang dikendarai lebih dari dua penumpang. Bahkan beberapa di antaranya sampai empat orang penumpang dengan membawa anak- anaknya berikut barang- barang bawaan.
Hal ini, kata Dwi, sangat membahayakan. Karena sepeda motor sebenarnya tidak didesain untuk perjalanan jauh dan berpenumpang lebih dari dua orang.
Oleh karena itu, petugas Satlantas Polres Semarang tak henti- hentinya mengimbau agar pemudik bersepeda motor yang mengangkut lebih dari dua orang penumpang untuk tidak memaksakan diri selama berkendara.
“Kalau memang kondisi tubuh letih, silakan beristirahat di rest area atau posko mudik yang ada di sepanjang jalur utama Kabupaten Semarang, demi keselamatan pengendara sendiri,” tegas Kasatlantas.
Apalagi, kondisi fisik akan sangat mempengaruhi konsentrasi pengendara sepeda motor di jalan raya. Sehingga aparat kepolisian jauh- jauh hari sudah jamak mengimbau agar pemudik yang mengendaraai sepeda motor tetap mematuhi ketentuan.
Misalnya penumpang tidak lebih dari dua orang. “Sebab angka kecelakaan pada saat arus mudik maupun balik hari raya Idul Fitri masih cukup tinggi dan didominasi oleh pengendara sepeda motor,” tandasnya.