REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur NTB Tuan Guru Haji Muhammad Zainul menghadiri Gema Takbir Malam 1.000 Cahaya di depan Kantor Gubernur NTB pada Sabtu (24/6). Bersama Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin, Wali Kota Mataram Ahyar Abduh, dan Kapolres Mataram Muhammad, pria yang dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) mengenakan setelan jas dengan kopiah berwarna putih.
TGB mengatakan, takbir itu merupakan perintah Allah SWT dalam Alquran usai umat Islam melaksanakan perintah berpuasa selama bulan suci ramadhan. "Setelah Allah SWT perintahkan puasa, maka Allah perintahkan sempurnakan bilangan ramadhan jangan dikurangi, lalu kata Allah bertakbirlah kalian atas apa yang Allah berikan sebagai petunjuk dan hidayah," ujar TGB di depan Kantor Gubernur NTB, Mataram, Sabtu (24/6).
TGB menegaskan, prosesi takbir keliling bukan merupakan sikap untuk gagah-gagahan, sekadar selebrasi, maupun hanya ingin beramai-ramai, melainkan menjalankan perintah Allah SWT. "Seorang muslim manakala ada perintah Allah maka jalankan sebaik-baiknya," ungkap TGB.
TGB mengungkapkan, sejak takbiran merupakan tradisi yang sudah ada sejak puluhan tahun di Indonesia dengan membawa kegembiraan sebagaimana tradisi halal bi halal dan juga bersilaturahmi. Menurut TGB, banyak di tempat lain yang karena kondisi dan keadaaan hanya bisa melaksanakan takbir di masjid, namun dengan penuh kesyukuran NTB mampu menggelar takbir keliling di sejumlah ruas di Kota Mataram.
"Takbir keliling di Indonesia penuh kesukacitaan menunjukan syiar agama, mari takbir beramai-ramai, mudah mudahan takbir kita, Allahuakbar, datangkan keberkahan," ucap TGB.
TGB juga mengingatkan baik kafilah maupun warga untuk menjalankan takbir keliling dengan tertib dan memperhatikan kebersihan. "Takbir seramai-ramainya tapi juga seperti-tertibnya, itu ajaran Islam. Tidak boleh ada sampah yang tercecer usai Gema Takbir, bersih kita mulai, bersih juga kita akhiri," katanya.