Sabtu 01 Jul 2017 02:33 WIB

Pembeli Bertambah, Mendag Sarankan Pasar Buat Atraksi

Rep: Wilda fizriyani/ Red: Budi Raharjo
Meteri Perdagangan Enggartiasto Lukita diwawancara wartawan saat berkunjung ke Pasar Cihapit, Kota Bandung, Rabu (28/6).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Meteri Perdagangan Enggartiasto Lukita diwawancara wartawan saat berkunjung ke Pasar Cihapit, Kota Bandung, Rabu (28/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Perdagangan (Mendag) RI Enggartiasto Lukita menyarankan, beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan sejumlah pasar yang berkeinginan meningkatkan jumlah pembelinya. Saran ini terutama ditunjukkan pada Pasar Dinoyo, Kota Malang, Jawa Timur yang beberapa bulan lalu baru dibuka secara resmi operasionalnya.

“Coba buatkan event atraksi untuk menarik konsumen, promosi bahkan diskon,” ujar Mendag usai melakukan peninjauan harga komoditi Pasar Dinoyo di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (30/6).

Seperti diketahui, Pasar Terpadu Dinoyo baru beberapa bulan resmi menjalankan kegiatan jual-beli. Oleh sebab itu, jumlah pedagang maupun pembeli belum mencapai jumlah yang tinggi.

Enggartiasto menerangkan, pasar ini sebenarnya sangat bagus mengingat perpaduan antara modern dan tradisional. Pasar ini akan semakin berkembang apabila tetap memperhatikan kebersihan dan keamanan dengan baik. Jika upaya tersebut dijalankan sebaik mungkin, dia yakin, pasar ini akan semakin menarik konsumen.

Untuk memindahkan pedagang dari pasar lama, Enggartiasto menilai, ini tidak bisa dipaksa. Selain mereka memiliki hak untuk memilih, upaya ini dikenal sangat sulit dan memakan waktu lama. Meyakinkan pedagang untuk pindah ebih sulit dibandingkan membangun pasar yang baru. “Pedagang kalau waktu awal pasti resistensi dan itu wajar,” tambah dia.

sumber : Center
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement