Senin 10 Jul 2017 16:35 WIB

Omzet Pesta Kesenian Bali Tembus Rp 12,52 Miliar

Sejumlah remaja menyajikan tradisi Gerebeg dalam parade Pesta Kesenian Bali ke-39 di depan Monuman Bajra Sandhi, Denpasar, Sabtu (10/6).
Foto: Nyoman Budhiana/Antara
Sejumlah remaja menyajikan tradisi Gerebeg dalam parade Pesta Kesenian Bali ke-39 di depan Monuman Bajra Sandhi, Denpasar, Sabtu (10/6).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha mengatakan omzet kerajinan selama Pesta Kesenian Bali Ke-39 yang berlangsung 10 Juni hingga 8 Juli 2017 menembus angka lebih dari Rp12,52 miliar

"Jadi, lesunya situasi perekonomian ternyata tidak terlalu berpengaruh pada transaksi di PKB," kata Dewa Beratha di Denpasar, Senin (10/7).

Dia mengemukakan transaksi yang dibukukan sebesar Rp12,52 miliar lebih itu merupakan transaksi dari sejumlah kelompok produk kerajinan seperti kelompok tekstil dan turunannya (Rp1,47 miliar), kerajinan kayu dan turunannya (Rp683,51 juta), kelompok logam dan turunannya (Rp4,44 miliar), kulit hewan dan turunannya (Rp61,45 juta), kelompok kerajinan ate, rotan, bambu, enceng gondok, daun lontar dan lidi (Rp171,35 juta), kelompok kerajinan lainnya (Rp4,88 miliar), dan untuk stan Dekranasda sebesar Rp806,64 juta.

Menurut dia, capaian transaksi yang melebihi target tersebut tidak terlepas dari sejumlah terobosan dan inovasi yang ditampilkan para peserta pameran kerajinan.

"Selain materi pameran kali ini desainnya banyak yang baru dengan kreasi yang menarik, rupanya pengrajin juga berusaha untuk menyajikan produk dengan harga yang terjangkau. Misalnya saja untuk jenis kerajinan aksesoris dan logam, termasuk untuk busana," ucap Dewa Beratha.

Di sisi lain, tambah dia, pengunjung PKB juga semakin bergairah dan tertarik untuk datang ke Taman Budaya Denpasar, di tengah kondisi kenyamanan yang terus berusaha diciptakan.

"Masyarakat mengapresiasi pameran dan pentas kesenian yang tersaji, di samping juga tertarik dengan sejumlah kuliner khas tradisional dari berbagai daerah di Bali," ucapnya.

Dewa Beratha menambahkan nilai transaksi tersebut juga mencerminkan bahwa PKB tidak hanya untuk ruang pelestarian seni budaya, tetapi juga dapat membangun ekonomi kerakyatan.

"Jadi, PKB itu tidak hanya ruang pelestarian budaya, tetapi sesungguhnya PKB merupakan wadah pemanfaatan budaya untuk penghidupan dan kehidupan," katanya.

Sebelumnya Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Provinsi Bali menargetkan nilai transaksi produk kerajinan selama pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-39 mencapai Rp12 miliar.

"Target transaksi di PKB untuk tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, masih tetap Rp12 miliar karena kondisi ekonomi seperti ini," kata Kepala Disdagperin Provinsi Bali Ni Wayan Kusumawathi.

Besaran target tersebut, ujar dia, juga mengacu pada realisasi transaksi dalam PKB selama dua tahun berturut-turut yakni pada 2015 dan 2016 yang membukukan transaksi Rp12 miliar.***3***

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement