REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Mini Cooper Hardtop generasi berikutnya kemungkinan akan mengalami elektrifikasi. Pimpinan Mini, Bernd Koerber, berusaha mengembalikan nama Mini setelah bertahun-tahun ekspansi ke segmen yang tidak benar-benar cocok dengan jenama.
"Saya akan senang melihat Mini kembali ke esensi dari penggunaan ruang yang cerdas. Itu berarti proporsi terluar pada palka inti Mini bisa dikurangi. Aku bisa melihat itu terjadi," kata Koerber saat wawancara media di pameran mobil Frankfurt.
Dia mengaku puas mendapatkan andalannya kembali ke jalurnya tepat waktu agar model baru tersebut debut pada dekade mendatang. Menurut Koerber, elektrifikasi tidak harus berkompromi pada fungsi. Mobil tetap menawarkan fungsionalitas terbaik.
Koerber bertujuan membawa model pengganti ke dimensi yang sama dengan Mini Cooper 2001. Meskipun mungkin tidak menyenangkan penggemar Mini klasik, ini adalah permulaan menarik setelah Mini E asli satu dekade lalu.
Mini Electric dijadwalkan hadir di Amerika Serikat pada 2020 dan akan mempertahankan jejak Cooper saat ini. Mini E akan mendapatkan perawatan motor listrik 181 tenaga kuda dari perusahaan induk BMW i3s EV.
Seri mendatang juga mendapatkan versi yang diperbesar dari paket baterai BMW, yang diharapkan memiliki kapasitas sekitar 55 kwh, memberikan Mini E kisaran 200 mil EPA. Mobil cocok bagi mereka yang menginginkan pengalaman Mini klasik dengan tenaga listrik.
Tentunya, ada harga tinggi yang harus dibayarkan. Perusahaan dan pemilik swasta juga telah membuat kit konversi untuk Mini, mesin belakang klasik dan keturunan modernnya, dikutip dari laman Green Car Reports, Rabu (2/10).