Kamis 27 Jul 2017 00:10 WIB

Irjen Iriawan dan Kenangan Saat Aksi Bela Islam 212

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bilal Ramadhan
Irjen M Iriawan
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Irjen M Iriawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai sudah masa kepemimpinan Irjen Pol Mochamad Iriawan menjadi pemimpin tertinggi Kapolda Metro Jaya karena dia kini diangkat sebagai Asisten Kapolri Bidang Operasi (Asops). Semasa menjadi Kapolda Metro Jaya, sejumlah peristiwa besar terjadi di Jakarta.

Iriawan mengungkapkan, selama sepuluh bulan dia menjabat sebagai Kapolda Metro, Jakarta kerap diwarnai peristiwa besar. Diantaranya, Pilkada DKI Jakarta dengan segala permasalahannya. Sejumlah aksi bela Islam menurut Iriawan sangat membekas di benaknya.

"Ada pengalaman yang tak pernah terlupakan, waktu Bela Islam yang 1, 2, 212, 411. Pada suatu saat saya harus ke kerumunan massa," ujar Iriawan dalam pidato pisah sambutnya di Mapolda Metro Jaya, Rabu (26/7) malam.

Saat itu, lanjut Iriawan dia bersama personelnya berkoordinasi dengan Pangdam Jaya/Jayakarta untuk mengamankan aksi besar-besaran umat Islam itu. Dia bersama Pangdam Jaya Mayjend Jaswandi sempat berbicara agar jangan sampai antara TNI dan Polri tidak sampai diadu domba dalam segala kondisi. Sehingga aksi dapat berjalan lancar.

"Saya bilang 'abang (Jaswandi), kalau seandainya umur kita berakhir disini, Allah sudah membuatkan takdir'. Tapi kita punya kebanggan. Daripada kita tak berbuat," kata Iriawan.

Iriawan pun mengucap rasa syukur saat aksi itu berjalan dengan baik dengan kerja sama umat dan seluruh pihak. Dia menceritakan sempat ditelepon sahabatnya yang menjadi Kepala Kepolisian Brunei, Jenderal Jimmi dan ditanyai personel aksi 212.

"Wan, berapa itu massa yang turun, kira-kira perkiraan kamu berapa? itu besar sekali' saya bilang 'itu seluruh penduduk Brunei turun ke jalan'. Dia bilang 'kok bisa'. Itu karena Allah'. Itu pengalaman yang tak terlupakan," kata Iriawan menceritakan.

Iriawan mengakui, sebagai Kapolda tentu dia tidak bekerja sendirian. Dia pun mengucap terimakasih seluruh personel dibawahnya. Begitu juga pada pemerintah dan segenap instansi lain yang telah saling mendukung untuk membuat situasi Jakarta kondusif. Tak lupa dia mengucapkan terima kasih pada Pangdam Jaya, karena sinergi yang luar biasa.

"Tak ada yang berani macam-macam kalau kita bersatu. Manakala ada gangguan kamtibmas yang tinggi kami minta ke Kodam. 'mas tolong kerahkan dua kompi', selesai itu," ujarnya.

Bukan hanya aksi 212, 10 bulan memimpin Jakarta menurut Iriawan dari segi waktu memang singkat. Namun, dari segi situasi, itu terasa bagaikan empat tahun. Bahkan, konstelasi suasana Ibu Kota cukup membuat tekanan darah Iriawan kerap tinggi.

"Di atas 140 itu. RPM-nya 12 terus, gak pernah berhenti. Dan selalu begitu. Dan mudah-mudahan di jaman pak Idham sudah habis, sudah selesai," ujar Iriawan.

Pada Idham Azis, dia pun yakin jika mantan Kadiv Propam itu bisa menjaga kondusivitas Ibu Kota. Tak lupa Iriawan mengucap maaf pada segenap warga Ibu Kota apabila fia kerap berbuat salah. "Teruskan buat situasi kondusif dan keamanan ibu kota, agar masyarakat aman dan nyaman," pungkas dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement