Jumat 06 Oct 2017 23:27 WIB

In Picture: Derita Anak-anak Yaman

.

Rep: EPA/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Seorang anak Yaman dirawat di sumah sakit setempat di Sana'a, Yaman. Menurut laporan PBB tiga juta balita Yaman terancam malnutrisi akibat konflik berkepanjangan antara dua pihak yang masing-masing didukung Arab Saudi dan Iran. (FOTO : Yahya Arhab/EPA)

Seorang anak Yaman dirawat di sumah sakit setempat di Sana'a, Yaman. Menurut laporan PBB tiga juta balita Yaman terancam malnutrisi akibat konflik berkepanjangan antara dua pihak yang masing-masing didukung Arab Saudi dan Iran. (FOTO : Yahya Arhab/EPA)

Seorang anak Yaman yang terkena wabah kolera dirawat di sumah sakit setempat di Sana'a, Yaman. Menurut laporan PBB tiga juta balita Yaman terancam malnutrisi akibat konflik berkepanjangan antara dua pihak yang masing-masing didukung Arab Saudi dan Iran. (FOTO : Yahya Arhab/EPA)

Seorang anak Yaman yang terkena wabah kolera dirawat di sumah sakit setempat di Sana'a, Yaman. Menurut laporan PBB tiga juta balita Yaman terancam malnutrisi akibat konflik berkepanjangan antara dua pihak yang masing-masing didukung Arab Saudi dan Iran. (FOTO : Yahya Arhab/EPA)

Seorang ayah menggendong anaknya yang dirawat di sumah sakit setempat karena wabah Kolera di Sana'a, Yaman. Menurut laporan PBB tiga juta balita Yaman terancam malnutrisi akibat konflik berkepanjangan antara dua pihak yang masing-masing didukung Arab Saudi dan Iran. (FOTO : Yahya Arhab/EPA)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Konflik senjata antara pasukan pemerintah yang didukung tentara koalisi Arab Saudi dengan faksi-faksi dukungan Iran terus berlangsung. Lagi-lagi pihak yang paling menderita dalam setiap konflik seperti ini adalah kaum yang lemah. Lebih khiusu lagi. anak-anak dan wanita. Menurut laporan badan PBB, setidaknya 3 juta balita di Yaman terancam menderita malnutrisi akiiba peperangan yang terus berlangsung. Hal ini diperparah oleh wabah kolera akibat buruknya sanitasi selama perang.

sumber : EPA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement