Rabu 01 Nov 2017 06:06 WIB

In Picture: Denyut Kehidupan di Kolong Jembatan (1)

.

Rep: Iman Firmansyah/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Pemulung di kolong jembatan (FOTO : Iman Firmansyah)

Pemulung di kolong jembatan (FOTO : Iman Firmansyah)

Pemulung di kolong jembatan (FOTO : Iman Firmansyah)

Pemulung di kolong jembatan (FOTO : Iman Firmansyah)

Pemulung di kolong jembatan (FOTO : Iman Firmansyah)

Pemulung di kolong jembatan (FOTO : Iman Firmansyah)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tempat tinggal sebuah keluarga biasanya berupa bangunan. Yang berdiri di atas permukaan tanah. Dalam bentuk yang sedikit berbeda adalah rumah tradisional yang dibuat di atas pohon seperti di Tanah Papua. Berbeda dengan apa yang ada kota Jakarta. Tempat yang bagi kebanyakan orang sebagai jalan tempat melintas adalah ‘bangunan’ yang disebut rumah bagi orang lain.  

Adalah Rosiyah (56), Sugeng (57), Mahmud (42), Nur (15) memilih konstruksi rangka besi penyangga jembatan sebagai rumah tinggalnya. Kolong Jembatan ini mereka tempati sejak  jembatan ini selesai di bangun pada tahun 1990-an. “Tinggal di  kolong  jembatan lebih  bisa bebas bergaul. bisa ngobrol sama siapa saja ya,” ujar Rosiyah, “Meskipun banyak gak enaknya gak  tenang. Karena takut di razia, takut banjir, bahaya kecelakaan. Bahkan makanan yang kita punya kadang  di bawa sama tikus.” 

 

sumber : Republika Foto
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement