REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tempat tinggal sebuah keluarga biasanya berupa bangunan. Yang berdiri di atas permukaan tanah. Dalam bentuk yang sedikit berbeda adalah rumah tradisional yang dibuat di atas pohon seperti di Tanah Papua. Berbeda dengan apa yang ada kota Jakarta. Tempat yang bagi kebanyakan orang sebagai jalan tempat melintas adalah ‘bangunan’ yang disebut rumah bagi orang lain.
Adalah Rosiyah (56), Sugeng (57), Mahmud (42), Nur (15) memilih konstruksi rangka besi penyangga jembatan sebagai rumah tinggalnya. Kolong Jembatan ini mereka tempati sejak jembatan ini selesai di bangun pada tahun 1990-an. “Tinggal di kolong jembatan lebih bisa bebas bergaul. bisa ngobrol sama siapa saja ya,” ujar Rosiyah, “Meskipun banyak gak enaknya gak tenang. Karena takut di razia, takut banjir, bahaya kecelakaan. Bahkan makanan yang kita punya kadang di bawa sama tikus.”