REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pada siang hari Sahran Herman menikmati hidup di rumah petaknya yang penuh dengan barang. Dia menulis catatan harian, dan tentang Indonesia dari masa ke masa. Sahran Herman memilih tinggal di ruangan ruangan Gedung Olahraga Merdeka Sukabumi. Bukan rumah miliknya yang juga ada di Kota Sukabumi karena merasa kerasan. Sarhan pun masih memiliki penghasilan lainnya dari uang pensiunan sebagai veteran.
“Saya bahagia selama Saya masih hidup dan bisa bermanfaat bagi orang banyak,” ujar Sarhan. Ketika ditanya mengapa memilih lebih menjadi menyapu di banding menikmati masa tuanyas sebagai veteran. “Bapak dulu //menyapu// penjajah, sekarang menyapu sampah. (Dua-duanya) adalah pekerjaan yang pekerjaan yang mulia,” jawabnya.
Akhir November tahun lalu Sarhan tutup usia setelah dirawat selama beberapa hari di rumah sakit. Jasad pejuang itu kini ada di sebuah makam di TPU Kerkof di Gedong Panjang Kota Sukabumi, Jawa Barat.