REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah memerintahkan untuk menutup Bandara Internasonal Lombok Praya karena erupsi Gunung Agung, Karangasem, Bali. Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono mengatakan, dengan begitu pesawat baru bisa mendarat setelah tidak ada lagi albu vulkanis di area landasan pacu dan langit-langit bandara tersebut.
"Pesawat menuju Lombok akan beralih ke bandara alternatifnya sesuai perhitungan airline," kata Wisnu dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Ahad (26/11).
Dia mengatakan, pesawat yang menuju bandara Lombok tidak hanya dialihkan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Beberapa bandara lainnya yang menjadi alternatif, yaitu Labuan Bajo, Balikpapan, Kupang, Makassar, dan lainnya.
Sebelum adanya perintah penutupan bandara di Lombok, menurut Wisnu, sudah banyak penerbangan yang dibatalkan. "Yang kami lihat dari data internasional saja itu ada sekitar 19 pesawat internasional yang dibatalkan. Maupun, ada beberapa penerbangan domestik merasa kahawatir melanjutkan perjalanannya terjebak dapat di sana (Lombok)," jelas Wisnu.
Wisnu menegaskan, pembatalan penerbangan tersebut merupakan pertimbangan dari maskapainya sendiri. Selain alasan keamanan, itu juga dilakukan untuk efisiensi dan pertimbangan ekonomis.
Dia menjelaskan pada akhirnya perintah penutupan bandara di Lombok karena sudah terlihat abu vulkanis di langit-langit dan landasan pacu. "Ini sangat membahayakan sekali makanya ditutup hingga waktu yang belum bisa ditetapkan. Kalau masih gelap akan tetap ditutup," ungkap Wisnu.
Kemenhub memerintahkan penutupan bandara di Lombok pada Ahad sore. Setelah keputusan ditu dikeluarkan maka pihak bandara di Lombok menghentikan operasinya sejak pukul 17.15 Wita.