Kamis 22 Feb 2018 16:13 WIB

PBB dan Palestina Sepakat Solusi Dua Negara

Gutteres tegaskan pentingnya bantuan kemanusiaan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Foto: AP Photo/Seth Wenig
Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas sepakat menggelar pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres. Pertemuan keduanya untuk membahas proses perdamaian di Timur Tengah yang mengacu pada solusi dua negara.

Seperti dilansir kantor berita Palestina Wafa, Kamis (22/2) Abbas dan Guterres sepakat untuk mengutamakan proses perdamaian di kawasan. Mereka juga berkomitmen untuk terus berpegang pada solusi dua negara yang merupakan satu-satunya pilihan guna menciptakan perdamaian berkelanjutan.

Presiden Mahmoud Abbas menyambangi Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat (AS) guna menghadiri pertemuan rutin terkait situasi timur tengah. Pertemuan kedua pejabat tersebut juga membahas krisis finansial yang dialami Badan Bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNWRA).

Guterres menegaskan, pentingnya keberlangsungan bantuan kemanusiaan dan pertolongan lainnya kepada para pengungsi Palestina dari dunia internasional. Dia mengaku khawatir situasi di Jalur Gaza menyusul pemotongan anggaran yang dilakukan Presiden AS Donald Trump.

Belakangan, UNWRA mengaku tidak bisa menjamin keberlangsungan pasokan makanan bagi para pengungsi Palestina hingga akhir tahun ini. Badan kemanusiaan itu memprediksi pasokan bahan pangan akan habis pada akhir Juni nanti.

Kunjungan Abbas ke markas PBB diwarnai kritik keras antara ia dengan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley. Abbas menilai pemerintahan yang dipimpin Donald Trump tidak memiliki komitmen terhadap perundingan damai dan sebuah negara Palestina merdeka.

"Kami bertemu dengan Presiden Trump empat kali pada 2017 dan kami senang akan potensi kesepakatan bersejarah yang akan dicapai. Tapi pemerintahannya gagal menegaskan posisi akan solusi kedua negara atau satu negara, yakni pencaplokan permanen Israel?" kata Abbas.

Abbas mengaku kecewa dengan sikap yang ditunjukan AS dan enggan melanjutkan pembicaraan dengan Paman Sam sebagai mediatornya. Dia meminta PBB untuk menjadi sponsor konferensi perdamaian dunia pada pertengahan tahun ini, bukan Amerika.

Nikki Haley kemudian membalas kritik tersebut dengan mengatakan, sikap yang ditunjukan Abbas tidak akan membawa kemajuan apapun bagi rakyat Palestina. Dia mengatakan hal tersebut meski Abbas meninggalkan ruangan sebelum dirinya sempat bicara.

"Negosiator kami duduk tepat di belakang saya, siap untuk berbicara, tapi kami tidak akan mengejar Anda. Pilihannya tergantung pada anda Tuan Presiden," kata Haley.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement