REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham Facebook pulih setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga seperti yang telah diekspektasikan dari 1,5 persen menjadi 1,75 persen.
Saham Facebook naik 1,34 persen dan memberikan cukup dorongan ke sektor Indeks teknologi SPLRCT naik 0,09 persen. Dalam aksi jual selama dua hari sebelumnya, perusahaan media sosial itu telah kehilangan sekitar 50 miliar dolar AS dalam nilai pasar.
Hal ini disebabkan laporan penyalahgunaan data yang dianggap merusak privasi konsumen dan perlunya peraturan lebih ketat.Laporan di New York Times dan Observer pada akhir pekan lalu mengungkapkan bahwa Cambridge Analytica, perusahaan konsultan politik yang menjadi penasihat kampanye pemilihan Presiden Trump pada iklan digital, telah secara efektif mencuri informasi pribadi dari setidaknya 50 juta orang Amerika.
Baca juga, Kasus Facebook Perjelas Pentingnya Perlindungan Data Pribadi.
Facebook pun segera mengumumkan di posting blognya bahwa mereka menangguhkan perusahaan konsultasi tersebut dan berusaha meyakinkan bahwa tidak akan ada lagi pencurian data semacam ini. Namun pengguna Facebook yang mencakup 2 miliar orang, tidak siap untuk memaafkan.
Ungkapan #DeleteFacebook membanjiri media sosial. Di antara yang marah adalah pendiri WhatsApp, Brian Acton, yang pada 2014 menjual aplikasi perpesanannya kepada Facebook seharga 19 miliar dolar AS. Regulator di AS dan Eropa mengumumkan bahwa mereka sedang membuka penyelidikan.
Sementara itu saham perusahaan turun hampir 9 persen dari 19-20 Maret, dengan kerugian senilai 50 miliar dolar AS. Penurunan di saham Facebook Inc. FB + 0,98 persen saham telah memicu kegaduhan perdagangan. Termasuk kontrak yang dibayarkan jika saham jatuh lebih dari 30 persen atau mendapatkan kembali sebagian besar kerugiannya.
Dilaporkan oleh Wall Street Journals, raksasa media sosial ini diperdagangkan pada 172,72 dolar AS per saham pada Rabu (21/3) sore.