Senin 02 Apr 2018 17:16 WIB

Besar, Potensi Wisata Masjid Tua Nusantara

Perlu dukungan pemerintah agar wisata masjid tua nusantara menggeliat.

Rep: Muhyiddin/Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Masjid Raya Baiturahman Aceh.
Foto: Republika/Tahta Aidila
Masjid Raya Baiturahman Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, Arsiya Heni Puspita, seorang praktisi wisata Muslim,  menilai sudah seharusnya pemerintah ikut andil dalam merawat masjid-masjid tua dan bersejarah.

Ini agar masjid tersebut bisa menjadi tujuan wisatawan dalam negeri dan mancanegara.

"Bagus kalau ada wisata masjid tua di Indonesia karena Indonesia adalah negara dengan mayoritas Muslim," ujarnya.

Pemilik jasa wisata MyHalal, Yayah Rokayah, justru menyoroti dari sisi biaya yang harus di ke luarkan wisatawan.

Yayah menerangkan, sebagai contoh adalah Masjid Baiturrahman di Banda Aceh.

"Hitungannya pergi ke Aceh dan ke Viet nam lebih murah pergi ke Vietnam, maka orang lebih memilih berangkat ke luar negeri," kata Yayah kepada Republika.co.id, belum lama ini.

Alhasil, jasa wisata MyHalal lebih sering membawa wisatawan asal Indonesia ke luar negeri karena objek wisata di luar negeri biasanya sudah lebih baik akses dan fa si li tasnya, seperti Masjid Sultan di Si ngapura dan Masjid Kapitan Keling di Pulau Penang, Malaysia.

Ia menerangkan, memang Masjid Baiturrahman sudah mendunia, bahkan orang-orang dari Malaysia dan Brunei Darussalam datang ke sana sendiri.

Akan tetapi, banyak masalah yang membuat biaya berwi sata ke Aceh menjadi besar, seper ti jumlah pesawatnya yang terbatas, harga makanan, hingga biaya hotel.

Pesawat lokal di In donesia yang menghubungkan antarkota juga kerap bermasalah, seperti terjadi double seatdan delaysampai berjam-jam.

Perbandingan lain adalah tarif hotel yang terjangkau.Yayah menye butkan, dengan uang sebesar Rp 4 00 ribu, sudah dapat hotel bintang empat di Malaysia.

Maka, dia pun menyarankan agar ada pem be nahan terlebih dahulu untuk menarik minat wisatawan lebih banyak lagi.

''Padahal, potensi wisata di Indonesia lebih bagus," ujarnya.

Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan Jakarta Islamic Center (JIC) Rakhmad Zailani Kiki menilai, potensi wisata masjid tua, termasuk di Jakarta, sangat besar karena peminat wisata masjid tua itu semakin tahun semakin meningkat.

Namun, menurut dia, meskipun masjid tua mempunyai potensi besar, hal ini tentu harus didukung oleh pemerintah. Pasalnya, in frastruktur masjid-masjid tersebut masih banyak yang kurang, seperti akses jalan masuknya yang masih sempit dan juga lahan parkirnya yang kurang. Jadi, potensinya semakin ke depan ini akan semakin be sar. Apalagi jika didukung in frastruktur yang semakin bagus di kawasan masjid-masjid tua di Ja karta, ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement