Kamis 26 Apr 2018 05:48 WIB

Karawang Bangun Gudang Garam Nasional

Pembangunan gudang untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas garam.

Rep: ita nina winarsih/ Red: Ani Nursalikah
Petani memanen garam di lahan garam desa Santing, Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (31/7).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petani memanen garam di lahan garam desa Santing, Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pemkab Karawang menyediakan lahan seluas 1.200 meter bagi pembangunan gudang garam. Lahan tersebut guna menunjang program pemerintah pusat mengenai ketersediaan pendukung produksi garam, yakni Gudang Garam Nasional (GGN).

Rencananya, GGN akan dibangun di Desa Krasak, Kecamatan Cilamaya Wetan. Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Abuh Bunyamin mengatakan, pembangunan GGN dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas garam. Pemerintah pusat akan menggelontorkan anggaran untuk pembangunan fasilitas ini.

"Pembangunannya tahun ini," ujar Abuh, kepada sejumlah media, Rabu (25/4).

Untuk pembangunan GGN, pemerintah pusat akan menggelontorkan biaya Rp 2,5 miliar. Selain gudang, di areal ini akan ada fasilitas lainnya, seperti, laboratorium yang akan mengukur kadar garam, jembatan timbang, serta kamera pemantau yang terkoneksi secara daring dengan server di Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Alhamdulillah, ke depan pembudidaya garam kita akan punya gudang penyimpanan," ujarnya.

Menurut Abuh, GGN bisa menunjang stok garam nasional. Selain itu, dengan adanya gudang ini diharapkan bisa membuat harga garam stabil. Saat harga murah, pembudidaya bisa menyimpan garamnya di gudang tersebut.

Apalagi, keberadaan gudang ini bekerja sama dengan perbankan. Bila harga turun, perbankan tersebut bisa membayar pembudidaya dengan harga yang layak sekitar 70 persennya. Saat naik, maka sisanya yang 30 persennya lagi akan dibayar bank tersebut.

Dengan begitu, pembudidaya tak akan merugi, sebab harga garam cenderung stabil. Sampai hari ini, harga garam di Karawang mengalami penurunan. Sebelumnya mencapai Rp 3.000 per kilogram. Kini, menjadi Rp 2.700 per kilogram.

Ketua Forum Komunikasi Kelompok Usaha Garam Rakyat (FK Kugar) Kabupaten Karawang, Aep Suhardi sangat mengapresiasi bantuan gudang garam ini. Selama ini, pembudidaya selalu menjual garam setiap selesai panen sehingga ketika panen raya, harga garam terjun bebas. Sedangkan saat tidak memproduksi harga garam tinggi.

"Kenapa kami tidak menyetok garam? Karena tak ada gudangnya. Tetapi, dengan adanya gudang garam milik pemerintah, diharapkan pembudidaya tidak menjual seluruh hasil produksinya saat panen, melainkan bisa disimpan untuk stok," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement