REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa Ramadhan diwajibkan pada tahun kedua Hijriah. Tepatnya, lebih kurang 18 bulan saat Rasulullah tinggal di Madinah. Dan pada akhir bulan Sya'ban turun wahyu Allah surah Al-Baqarah [2] ayat 183 yang berisi perintah untuk melaksanakan puasa Ramadhan sebagai suatu kewajiban. Ayat tersebut di atas disebut juga dengan Ayat Shiyam.
Dengan turunnya ayat tersebut, maka mulailah Rasulullah dan para sahabat melaksanakan puasa Ramadhan, yakni pada bulan kesembilan menurut perhitungan Tahun Qomariyah. Sepanjang hidupnya, Rasul SAW sempat berpuasa selama sembilan kali Ramadhan, yakni delapan kali melaksanakan puasa selama 29 hari dan satu kali puasa selama 30 hari. Sebagaimana diketahui, dalam kalender Hijriah (Qomariyah), satu bulan ada yang berjumlah 29 hari dan ada pula yang 30 hari.
Perintah untuk melaksanakan puasa Ramadhan ini diwajibkan kepada setiap Muslim, terutama yang sudah dewasa (baligh), dan tidak diwajibkan pada anak-anak, orang sakit, tua, dan lemah, serta orang yang sedang dalam perjalanan (musafir). Kewajiban itu berlaku selama sebulan dalam setahun.
Mengapa puasa itu diwajibkan pada bulan Ramadhan, tidak di bulan lainnya seperti Syawal, Muharram, Rabiul Awal, atau lainnya? Tidak ada penjelasan yang komprehensif mengenai masalah ini. Tentu saja, semua itu adalah rahasia Allah.
Namun, sejumlah pihak menduga, ada beberapa hal yang menjadi sebab diwajibkannya puasa pada bulan itu. Yakni, pada bulan tersebut Allah menurunkan wahyu pertama Alquran kepada Nabi Muhammad. Menurut pendapat yang muktabar, wahyu pertama diturunkan pada malam 17 Ramadhan, saat Rasul SAW sedang bertafakkur di Gua Hira. Dan pada malam itu pula, Rasul SAW dikukuhkan sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT.
Selain itu, pada bulan Ramadhan terdapat satu malam yang kemuliaannya lebih baik daripada seribu bulan. (QS Al-Qadar [97]: 1-5). Itulah malam Lailatul Qadar. Dan keutamaan lainnya yang terdapat pada bulan Ramadhan dan tidak ditemukan di bulan lainnya adalah shalat tarawih.
Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang berdiri melaksanakan shalat malam di bulan Ramadhan, dengan penuh keimanan dan keikhlasan (karena Allah), maka diampuni segala dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari).