REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Saat-saat menyenangkan ketika Ramadhan ialah waktu berbuka puasa. Dalam sebuah hadis sahih, Rasulullah bersabda, Bagi orang yang berpuasa, ada dua kebahagiaan. (Pertama) ketika berbuka dia berbahagia karena bukanya dan (kedua) ketika bertemu dengan Tuhannya, dia berbahagia karena puasanya.
Dalam riwayat lain, Nabi SAW diketahui gemar berbuka puasa dengan sajian kurma muda (ruthab) sebelum beliau SAW mengimami shalat Maghrib. Bila ruthab tidak tersedia, Rasulullah berbuka dengan tamr/ /atau kurma yang matang. Jika keduanya tidak ada, Rasulullah SAW membatalkan puasanya dengan beberapa teguk air.
Momentum berbuka puasa juga menjadi saat-saat menggiatkan sedekah. Rasulullah pernah bersabda, Barangsiapa memberi (makanan atau minuman) untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa itu.
Lebih lanjut, malaikat Allah pun mendoakan orang-orang yang berbuka puasa. Telah berbuka di tempatmu orang-orang yang puasa. Orang-orang baik memakan makanan kalian, dan para malaikat mendoakan kalian, demikian pesan Rasulullah.
Salah satu ibadah yang khas Ramadhan adalah shalat Tarawih. Secara kebahasaan, tarawih atau arohah berarti 'bersantai-santai' atau 'beristirahat'. Hal ini sejalan dengan pesan Rasulullah kepada Bilal bin Rabah mengenai shalat malam pada Ramadhan, Wahai Bilal, dirikanlah shalat dan kita istirahat dengannya.
Dalam sebuah riwayat lain, Rasulullah bersabda mengenai kebaikan shalat Tarawih bagi kaum Muslim. Barangsiapa menunaikan Qiyamul-Lail pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. Shalat Tarawih berlangsung di masjid setelah shalat Isya berjamaah.