Pabrik baru ini akan menggantikan pabrik Pusri II yang sudah tua.
REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG – Setelah lima tahun sejak dilakukan ground breaking atau pencanangan tiang pertama pembangunan pabrik pupuk Pusri II B oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan pada 8 April 2013, lima tahun kemudian pabrik yang dibangun untuk mengganti pabrik pupuk Pusri II akhirnya, Jumat (11/5) diresmikan Menteri BUMN Rini M Soemarno.
Menteri Rini M Soemarno bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dengan didampingi Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (PI) Aas Asikin Idat dan Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Mulyono Prawiro, selain melakukan peresmian juga melakukan peninjauan langsung ke pabrik yang dibangun dengan investasi sekitar 657 juta dolar AS.
Menurut Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat dalam pabrik Pusri 2B merupakan salah satu bagian dari program revitalisasi industri pupuk di Indonesia. Pabrik ini menggantikan pabrik Pusri II yang sudah tua dan boros konsumsi gasnya. Pusri II B memiliki kapasitas produksi 907.500 ton urea/tahun dan 660.000 ton amoniak/tahun. Pabrik baru yang sudah mulai produksi sejak akhir 2016 tersebut konsumsi gas adalah 24 MMBTU/ton urea atau jauh lebih rendah dibandingkan Pusri II yang konsumsi gasnya mencapai 37 MMBTU/ton urea.