REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akademisi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarak mengajak semua pihak untuk menahan diri dan tidak mengotori Bulan Ramadhan dengan ujaran kebencian. Ia pun mengajak masyarakat bersama-sama membersihkan hal buruk, terutama di bulan suci ini.
"Sudah seharusnya pada bulan yang penuh berkah ini kita beramai-ramai membersihkan hal buruk dan menjadikannya sebagai hal yang baik," kata Zaki di Jakarta, Jumat (18/5).
Menurut dia, puasa bukan hanya menahan haus dan lapar, melainkan juga menahan segala sesuatu yang akan menjerumuskan pada keburukan dan kekerasan.
"Karena itulah, sudah seharusnya orang yang memiliki hobi menebar ujaran kebencian menahan diri untuk tidak mengotori Bulan Ramadhan ini dengan sesuatu yang buruk," katanya.
Ia berharap Bulan Ramadhan juga tidak dikotori dengan teror, terlebih yang mengatasnamakan Islam karena selain mencederai kemanusiaan juga mencoreng Islam sendiri.
Menurut Zaki, kebanyakan mereka yang gemar menebar ujaran kebencian dan melakukan tindakan terorisme disebabkan dua faktor, yakni kesalahan pemahaman dalam beragama dan campur tangan politik. "Ada sebagian kelompok kecil masyarakat yang masih mengira aksi terorisme itu untuk melindungi agamanya, padahal apa yang mereka lakukan adalah sebaliknya," katanya.
Faktor campur tangan politik dalam aksi terorisme menurut Zaki lebih tidak bermoral dan paling keji karena demi kepentingan kelompok dan golongan tega membelokkan ajaran agama dan merugikan masyarakat dan lingkungan.
"Pada Bulan Ramadhan yang penuh berkah dan kemulyaan ini mari kita gunakan untuk beramal saleh, introspeksi diri. Kita perlu tahu bahwa Islam adalah ajaran yang penuh dengan kedamaian, ajaran yang antikekerasan," katanya.