Sejumlah anak menyantap makanan saat berbuka puasa bersama di Masjid Babah Alun, Jalan Papanggo, Tangjung Priok, Jakarta, Rabu (23/5). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Sejumlah anak menunggu waktu buka puasa saat berbuka puasa bersama di Masjid Babah Alun, Jalan Papanggo, Tangjung Priok, Jakarta, Rabu (23/5). (FOTO : Mahmud Muhyidin/Republika)
Sejumlah anak menyantap makanan saat berbuka puasa bersama di Masjid Babah Alun, Jalan Papanggo, Tangjung Priok, Jakarta, Rabu (23/5). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Sejumlah warga menunggu waktu berbuka puasa saat berbuka puasa bersama di Masjid Babah Alun, Jalan Papanggo, Tangjung Priok, Jakarta, Rabu (23/5). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Sejumlah warga menunggu waktu berbuka puasa saat berbuka puasa bersama di Masjid Babah Alun, Jalan Papanggo, Tangjung Priok, Jakarta, Rabu (23/5). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Sejumlah anak menyantap makanan saat berbuka puasa bersama di Masjid Babah Alun, Jalan Papanggo, Tangjung Priok, Jakarta, Rabu (23/5). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Suasana saat berbuka puasa bersama di Masjid Babah Alun, Jalan Papanggo, Tangjung Priok, Jakarta, Rabu (23/5). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah anak menyantap makanan saat berbuka puasa bersama di Masjid Babah Alun, Jalan Papanggo, Tangjung Priok, Jakarta, Rabu (23/5).
Masjid yang bergaya arsitektur oriental tersebut mampu menampung sekitar 400 jamaah yang digagas oleh seorang mualaf keturunan Cina Yusuf Hamka, kini telah menjadi landmark cantik di pemukiman padat dan kumuh sekitar kolong tol.
Advertisement