REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Kepolisian mulai memberlakukan sistem satu arah (one way) dari Jalan Tol Cipali menuju Jakarta pukul 16.00 WIB, Rabu (20/6). Sistem tersebut dilakukan guna mengantisipasi kemacetan yang terjadi saat puncak arus balik.
Akibat diberlakukannya sistem tersebut, bagi pengemudi yang akan menuju arah timur pulau Jawa harus melalui jalur arteri. Sebab, semua pintu gerbang tol dari Jakarta menuju timur Pulau Jawa di tutup.
Salah satu pengemudi bus, Arif Ari Wibowo (41) mengaku, biasanya melewati Tol Cipali menuju Solo, Jawa Tengah. Namun, imbas ditutupnya pintu tol, ia harus melewati jalur Indramayu. Waktu tempuh dan jarak tempuh pun menjadi lebih lama dibandingkan dengan melewati Tol Cipali.
"Cipali itu paling delapan jam (sampai ke Solo). Kalau lewat jalur biasa sampai 11 jam. Selisihnya itu bisa sampai tiga jam," kata Arif di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (20/6).
Selisih tiga jam tersebut, lanjutnya, jika tidak terjadi kemacetan di jalur Indramayu. Jika terjadi kemacetan, waktu tempuh akan lebih lama. "Tiga jam itu kalau jalannya lancar di jalur biasa. Kalau macet bisa lebih lama lagi," katanya.
Walaupun begitu, ia tak merasa terbebani dengan hal tersebut. Sebab, jika tidak diberlalukan sistem tersebut, kemacetan parah dipastikan akan terjadi di jalan tol yang dikarenakan terjadinya arus balik. Tidak hanya itu, Sitepu (46) yang juga merupakan sopir bus mengatakan hal yang sama. Ia yang berangkat dari Jakarta menuju Surabaya, harus melewati jalur Pantura.
"Biasanya lewat Cipali, kalau di tutup lewat jalur arteri. Dari sini (Terminal Pulogebang) kita ke Bekasi, terus lagi ke Cikarang, Kerawang, Cikampek terus Pantura, berakhir di Surabaya," katanya saat ditemui di Terminal Pulogebang.
Waktu tempuh dan jarak tempuh tentu semakin lama jika dibandingkan saat melewati Tol Cipali. Dari Jakarta ke Surabaya, ia biasanya hanya memerlukan waktu sekitar 16 jam. Jika melewati jalur Pantura, bisa menghabiskan waktu yang mencapai 20 jam perjalanan.
Hal yang memperlambat tidak hanya waktu dan jarak tempuh yang semakin panjang, namun juga kemacetan yang terjadi selama perjalanan. Ia mengaku, kemacetan sering terjadi di daerah Kawarang. "Macetnya karena sepeda motor, pasar. Menghindari sepeda motor. Disamping jarak tempuhnya lebih jauh, macet juga. Belum lagi mobil atau motor parkir di jalan," katanya.
Walaupun begitu, kondisi jalan menuju Solo dengan melewati Jalur Pantura tidak mengalami gangguan. "Jalannya mulus, cuma macet di Karawang saja karena banyak sepeda motor," ujarnya.