REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menilai pengembangan terminal low cost carrier (LCC) bisa membuka peluang bisnis yang besar. Terutama untuk memicu kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.
CEO Grup Air Asia Indonesia Dendy Kurniawan mengungkapkan jika hal tersebut dilakukan, maka akan berdampak positif. "Ini tentunya dapat mendorong peningkatan lalu lintas penumpang layanan transportasi udara," kata Dendy kepada Republika.co.id, Ahad (29/7).
Untuk itu, Dendy menegaskan Air Asia sangat mendukung adanya pengembangan terminal LCC. Dengan adanya terminal LCC, dapat memberikan dukungan dengan fasilitas dan akses yang memadai.
Hal itu menurutnya menjadi nilai tambah selain tarif passenger service charge (PSC) yang dapat ditekan. "Sehingga harga tiket kami juga menjadi lebih hemat," tutur Dendy.
Dia menambahkan, tidak menutup kemungkinan hal tersebut membuka kesempatan bagi maskapai berbiaya hemat memperluas jaringan. Begitu juga dengan memperluas frekuensi rute-rute internasional.
Sehingga, kata Dendy, pada akhirnya hal tersebut berdampak positif pada pendapatan devisa negara. "Ini tentunya ada peningkatan dari semakin banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara," jelas Dendy.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso akan memastikan perkembangan maskapai LCC nasional dalam koridor keselamatan, keamanan, dan kenyamanan. Agus memastikan hal itu dilakukan untuk menunjang perekonomian nasional.
Sebab, Agus menilai maskapai berbiaya hemat saat ini sangat dibutuhkan. "Terutama kalangan menengah ke bawah karena harga tiketnya yang murah," kata Agus.
Meskipun begitu, Agus menegaskan tingkat keselamatannya tetap harus sama dengan maskapai lain karena itu menyangkut nyawa manusia. Agus menegaskan keselamatan penerbangan baik maskapapi LCC dan full service carriers harus tetap diutamakan.