Senin 05 Dec 2011 16:28 WIB

Sekolah Don Bosco Terima Imi Tanpa Diskriminasi

Rep: Prima Restri/ Red: Johar Arif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imi, siswi berusia enam tahun yang sempat ditolak bersekolah di Sekolah Don Bosco, akhirnya diterima untuk bersekolah, dan tanpa diskriminasi apa pun. Hal ini diungkapkan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPAN), Nafsiah Mboi, usai melakukan mediasi bersama Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, orang tua Imi, dan pihak Sekolah Don Bosco di Kantor Menko Kesra, Senin (5/12).

Nafsiah menjelaskan Imi tidak terinfeksi. ''Walau terinfeksi, tidak ada alasan karena seorang anak tidak menulari orang lain,'' tutur dia. HIV ditularkan melalui hubungan seks, transfusi darah, dan saat melahirkan atau menyusui.

Nafsiah menambahkan dirinya menghargai pihak keluarga yang mau menerima permintaan maaf dari Sekolah Don Bosco. Serta pihak sekolah yang secara jujur mengakui kesalahan. ''Ketidaktahuan tentang HIV AIDS membuat pihak sekolah sempat merampas hak anak untuk mendapatkan pendidikan,'' tambah dia.

Ayaham Imi, Fajar mengatakan dengan peristiwa ini semoga tidak ada anak-anak lainnya yang terampas haknya karena terdampak virus HIV AIDS. ''Tujuan kami tidak untuk berkonflik. Kami hanya ingin agar tidak ada diskriminasi,'' tutur dia.

Untuk itu pihak sekolah akan melakukan workshop untuk melakukan sosialisasi tentang HIV/AIDS kepada guru, orang tua murid dan juga sekolah lain yang selingkung dengan Don Bosco.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement