Jumat 02 Jul 2010 11:51 WIB

Menyambung Bangku Sekolah untuk Kaum Papa

Rep: Emmy Hamidiyah, Sekretaris Umum BAZNAS/ Red: irf
ilustrasi
Foto: Yogi Ardhi/Republika
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perempuan paruh baya itu, datang tergopoh ke ruang layanan mustahik di depan kantor BAZNAS, Kebon Sirih. Ia menyodorkan lipatan kertas kucel. Isinya, tunggakan biaya sekolah yang belum terbayar enam bulan. Ia menuturkan, jika tunggakan itu tak dilunasi, anaknya yang baru lulus SMA tak dapat mengambil ijazah. Padahal, dengan ijazah itu, ia berharap dapat jadi bekal anaknya mencari kerja.

Mustahik yang lain, datang dengan persoalan yang sama, juga kertas kucel sama yang berisi tunggakan biaya sekolah. Mereka memperjuangkan agar anaknya dapat membayar daftar ulang dan bangku sekolah tetap tersambung hingga lulus.

Pada bulan-bulan pendidikan begini, jumlah mustahik yang memerlukan bantuan langsung cenderung meningkat. Mereka datang dengan berjuta harapan, kesulitannya bisa terurai. Dalam sehari, rata-rata 50 sampai dengan 70 mustahik datang ke BAZNAS meminta bantuan biaya pendidikan. Dengan dana zakat yang terbatas, pengelola dipaksa cerdas memberikan bantuan. Merata dan berusaha seadil mungkin. Jika mustahik meradang, karena permintaannya tak terpenuhi 100 persen, amil dipaksa untuk tak terpancing emosi.

Seorang donatur, yang tiap bulan menunaikan zakatnya ke BAZNAS, pernah seharian duduk-duduk di depan kantor layanan. Dia mengamati tiap mustahik yang datang dan pergi. Sejak itu, ia dapat merasakan betapa besar manfaat zakat untuk menemani orang miskin.

"Saya lihat dari jauh, mereka datang dengan wajah penuh masalah. Setelah keluar dari ruangan itu saya lihat wajahnya berubah agak cerah. Saya merasa malu, mengapa zakat di kantong orang-orang kaya masih ditahan-tahan," keluhnya prihatin.

Dari catatan bagian layanan mustahik, biaya pendidikan tiap tahun cenderung naik. Jumlah mustahik yang datang juga makin bertambah. Sementara, jika diperbandingkan, peningkatan pembayar zakat, belum sebanding dengan jumlah mustahik yang terus melonjak. Pun, sebagian mustahik mempercayai keberadaan badan amil zakat dan lembaga-lembaga amil zakat dapat mengurai problem kehidupan mereka. Sebagaimana kebanyakan kita meyakini, zakat sebagai instrumen kuat mengatasi kemiskinan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement