REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jumlah perguruan tinggi swasta (PTS) di Yogyakarta dalam lima tahun terakhir berkurang signifikan. Jika pada 2008 lalu jumlah PTS di DIY masih 123 perguruan tinggi (PT) namun hingga tahun ini jumlah PTS di DIY tinggal 112 PT saja.
"Berkurang banyak memang, ada 11 PTS yang tutup," kata Ketua Assosiasi PTS Indonesia (APTISI) wilayah DIY, Kasiyarno, Ahad (24/3).
Tutupnya 11 PTS di DIY ini menurut Kasiyarno, karena beberapa sebab. Sebagian besar kata dia, akibat manajemen PT yang tidak baik. Kedua akibat merger antar PT. Ketiga memang tidak mendapat izin penyelenggaran dan keempat gulung tikar akibat tidak ada mahasiswa yang mendaftar. "Jumlahnya berapa-berapa saya lupa," ujar Kasiyarno.
Dikatakannya 112 PTS di DIY yang sekarang eksis ini memiliki 522 program studi (Prodi). 112 PTS tersebut terdiri atas 40 universitas dan sisanya sekolah tinggi serta akademi. Dengan begitu jumlah PT di DIY hingga 2013 mencapai 115 PT. Sekitar 112 PTS ditambah tiga perguruan tinggi negeri (PTN) yaitu UGM, UNY dan UIN Sunan Kalijaga.
Jumlah PTS di DIY ini kata Kasiyarno, dipastikan tidak akan bertambah hingga 2014 mendatang. Hal ini karena adanya moratorium terkait penambahan PTS tersebut hingga 2014 nanti. "Pasca 2014, baru kemungkinan bertambah," katanya.
Diakuinya, meski student body mahasiswa PTS di DIY hingga tahun ini mencapai 170 ribu atau 40 ribu mahasiswa per tahun, namun pengelolaan PTS di DIY masih mengalami banyak kendala. Kendala terbesar menurutnya adalah dari sisi pembiayaan.
Sebab, PTS hampir 100 persen mengandalkan pembiayaan operasionalnya dari mahasiswa. Selain itu kendala lain adalah rasio dosen dan mahasiswa yang masih cukup tinggi.
Secara ideal rasio dosen dan mahasiswa untuk kelompok eksakta adalah 1 dosen : 25 mahasiswa dan kelompok IPS 1 : 35. Namun untuk memenuhi idealitas itu berat bagi PTS di DIY. Karenanya rasio dosen di PTS rata-rata mencapai 1 : 40 untuk kelompok eksakta dan 1 : 45 untuk non eksakta.
"Untuk PTS yang besar rasionya memang sudah ideal, tetapi yang masih kecil ya seperti itu," katanya menambahkan.
Kendala lain kata dia adalah, peningkatan kualitas dosen. Karena pembiayaan mengandalkan mahasiswa maka banyak PTS yang kesulitan meningkatkan kualitas pengajarnya dengan studi lanjut.