REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI), Sabtu (25/4) mewisuda 737 orang dari Program Diploma, Program Sarjana, dan Program Pascasarjana. Istimewanya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko ikut memberikan orasi ilmiahnya terkait efektivitas kebijakan pengelolaan perbatasan.
“Ada empat driving force yang mempengaruhi skenario perbatasan, yakni politik, pembangunan ekonomi, keamanan, dan kesejahteraan,“ terang Moeldoko.
Sehingga ia menegaskan bahwa bila sebuah negara ingin maju harus diisi oleh orang-orang dengan prestasi kuat di bidang tersebut.
Keberadaan standar keunggulan dalam kerja, menyukai tantangan, mengambil tanggung jawab pribadi, disiplin, dan berani mengambil resiko menjadi syarat utama sumber daya manusia saat ini.
Ia berharap wisudawan atau para sarjana STIAMI harus mampu berinovasi.
"Kalian harus segera menciptakan dan menyebarkan sesuatu yang baru beserta metode-metodenya untuk segera mendapatkan inovasi baru," katanya.
Ketua STIAMI Dr. Panji Hendrarso, MM sekaligus bersyukur pencapaian STIAMI hingga wisuda ke-27 kali ini, secara aspek mutu melalui akreditasi untuk seluruh program studi dan institusi telah terlampaui.
“Dari aspek kelembagaan, STIAMI mendapatkan persetujuan Menristek untuk perubahan bentuk dari Sekolah Tinggi menjadi Institut Sosial dan Manajemen STIAMI (IISMI),” terangnya.
Ada pula penambahan empat program studi baru, yaitu Manajemen Logistik (S1), Hospitality dan Pariwisata (S1), Manajemen Komunikasi (S1), serta Akuntansi Bisnis (D4).
Ketua Yayasan Ilomata Djaka Permana, P.hD menyampaikan bahwa perubahan bentuk kelembagaan dari sekolah tinggi menjadi institut merupakan bentuk kepercayaan pemerintah.