Jumat 09 Mar 2018 07:22 WIB

'Soal Radikalisme, Jangan Dihubungkan dengan Cadar'

setiap orang yang memutuskan bercadar mempunyai alasan pribadi mengenakannya.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Wanita mengenakan cadar.
Foto: EPA
Wanita mengenakan cadar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peristiwa larangan bercadar bagi mahasiswa di Universitas Islam Kalijaga, Yogyakarta karena dikhawatirkan terkait dengan radikalisme membuat Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Cecep Darmawan angkat bicara. Katanya, mengenai isu radikalisme di Indonesia jangan sampai dikait-kaitkan dengan masalah penggunaan cadar.

"Soal radikalisme, jangan dihubungkan dengan cadar. Memang ada stereotipe barat bahwa seolah-olah cadar adalah stigma terorisme. Ini yang harus kita tolak," ujarnya kepada Republika saat dihubungi, Jumat (9/3).

Ia menuturkan, selama ini masyarakat Indonesia kadangkala termakan isu barat mengenai cadar yang belum tentu benar. "Cadar ya cadar saja jangan dikaitkan dengan radikalisme," tegasnya. Katanya, setiap orang yang memutuskan bercadar mempunyai alasan pribadi mengenakannya.

"Setiap yang bercadar mungkin punya alasan pribadi yang mnjadi haknya untuk memakai cadar atau tidak," katanya.

 

(Baca: Menristekdikti akan Ajak Kemenag Diskusi Soal Larangan Cadar)

Namun, menurutnya, apabila ada indikasi tindakan radikalisme dari yang memakai cadar itu merupakan persoalan yang bersangkutan secara pribadi dan bukan masalah cadarnya.

"Radikalisme tidak ada hubungan dengan cadar. Larang radikalismenya, soal bercadar atau tidak itu hak atas keyakinan mahasiswanya," katanya. Cecep menambahkan, jika memang ada indikasi radikalisme maka perlu pembinaan dari kampus.

Namun, ia mengingatkan agar kampus tidak menggeneralisasikan jika yang bercadar itu identik dengan radikalisme atau gerakan ekstrem. Katanya, di kampus UPI sendiri terdapat mahasiswa yang bercadar dan tidak menjadi persoalan sebab itu hak yang bersangkutan.

"Saya lihat ada mahasiswa (UPI) yang bercadar. Ya, gak papa. Itu haknya. Justru yang harus ditertibkan adalah mahasiswa yang berpakaian seksi dan menabrak etika etika sosial dan agama," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement