REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Professor Alf Rehn, seorang guru besar di bidang inovasi, desain, dan manajemen yang berasal dari Finlandia, mengatakan Nordik telah tergolong ke dalam jajaran negara inovatif. Banyak hal yang dapat dipelajari oleh Indonesia terkait dengan kesuksesan negara-negara Nordik dalam hal inovasi.
Rehn menyampaikan, yang menjadikan sebuah inovasi berdampak dan bertujuan adalah inovasi yang tak hanya dilakukan demi sebuah pengakuan. Inovasi semestinya memiliki tujuan untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
"Triple Helix memang menjadi kunci kesuksesan di Nordik, namun tak hanya itu saja, di sisi lain ada faktor dalam mengembangkan inovasi yang sifatnya tak terukur, yaitu budaya inovasi, yang menjadi pondasi yang melandasi inovasi di berbagai institusi dan perusahaan di Nordik. Salah satu budaya yang sangat dijaga adalah rasa hormat (respect) dan menghargai (appreciate) bahwa seluruh individu memiliki suara dan berhak menyuarakan idenya, serta dihargai," kata dia.
Menurut Rehn, keunggulan inovasi Nordik dibanding dengan negara-negara lain terletak pada kemampuan mereka untuk berdialog, mendengarkan, menghargai, dan berbagi gagasan dan pengetahuan. Pada akhirnya, hal tersebut menciptakan rasa kebersamaan.
"Saya rasa itulah mengapa Nordik merupakan contoh yang baik dalam inovasi, tak hanya karena persatuan dan kebersamaan secara internal, namun juga antar organisasi dan antar negara. Aspek budaya inovasi ini sangat kuat dalam menciptakan organisasi yang lebih kreatif," kata dia.