Senin 08 Jul 2013 23:54 WIB

Orang Tua Siswa Keluhkan Biaya Seragam Mahal

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Djibril Muhammad
Penerimaan siswa baru (ilustrasi)
Foto: Antara
Penerimaan siswa baru (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Penerimaan peserta didik baru (PPDB), tetap menyisakan permasalahan. Seperti, munculnya pungutan yang mengatasnamakan pembelian seragam. Selain itu, pembelian itu disarankan pada salah satu toko seragam di Purwakarta.

Narasumber Republika, yang enggan disebutkan identitasnya, mengatakan, kalau biaya pendaftaran PPDB memang gratis. Akan tetapi, ketika murid sudah keterima, mereka harus membeli seragam yang harganya lumayan mahal. Bahkan, ada seragam khusus yang harus dibeli di dalam sekolah. Yakni, seragam kahuripan.

"Untuk membeli seragam ini, harus keluar uang sebesar Rp 800 ribu," ujar warga Kelurahan Cipaisan ini, kepada Republika, Senin (8/7).

Bahkan, yang disesalkan orang tua, kenapa pembelian seragam ini harus disarankan di salah satu toko. Jadi, orang tua tak bisa membeli seragam anaknya dengan bebas dan disesuaikan dengan anggaran yang dimilikinya. Parahnya lagi, harga seragam di toko tersebut lebih mahal dibanding toko lainnya.

Seperti, untuk seragam putih biru saja, satu stelnya minimal Rp 150 ribu. Harga tersebut, untuk ukuran anak dengan berat badan yang normal. Kalau anaknya bertubuh gemuk, harganya lebih dari segitu. Belum lagi, orang tua harus membeli seragam kahuripan yang harganya sebesar Rp 160 ribu.

"Biaya sekolahnya gratis, tapi seragamnya mahal. Apalagi untuk ukuran keluarga tak mampu, jelas sangat terbebani," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Bupati Dedi Mulyadi, mengatakan, pada PPDB 2013 ini orang tua siswa tidak boleh dipungut biaya. Dengan kata lain, anak sekolah dari SD sampai SMA, bisa sekolah dengan gratis. Jika ada pungutan, bupati ingin masyarakat segera melaporkan pada dirinya.

"Contoh kasus di SMKN I Purwakarta, ada pungutan sampai Rp 4 juta. Tapi, alhamdulillah sekarang sudah dikembalikan lagi ke orang tua siswa baru," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement