REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Pendidikan Astra-Michael D. Ruslim (YPA-MDR) menggelar Seminar Nasional dan Science Fair Karya Ilmiah dan Inovasi Guru serta Siswa binaan dengan mengusung tema Transformasi Pendidikan Menyongsong Era Society 5.0 di Jakarta. Seminar yang bertujuan memberikan kontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan Indonesia dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indoonesia Nadiem Anwar Makarim sebagai pembicara utama(24/1).
Ketua Pengurus YPA-MDR, Herawati Prasetyo mengatakan Seminar Pendidikan Nasional kali ini bertemakan Transformasi Pendidikan Menyongsong Era Society 5.0. Ia berasalan karena YPA-MDR sangat menyadari pentingnya sekolah, khususnya para guru, untuk berani bertransformasi dalam mengupayakan peningkatan mutu pendidikan.
"Khususnya yang mampu menyiapkan anak didik untuk memasuki kehidupan era Society 5.0 yang sarat dengan tuntutan penguasaan kompetensi global, terutama pada bidang teknologi informasi dan komunikasi," ujar dia berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (24/1).
Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 500 orang ini, menampilkan pemaparan karya ilmiah dan inovasi pembelajaran Guru binaan YPA-MDR atas hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang selanjutnya akan di publikasikan melalui Media Jurnal Ilmiah. Selain itu, hadir sebagai Narasumber Gogot Suharwoto, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementrian Pendidikan Republik Indonesia. Begitu juga dengan Novita Wahyuningsih, Founder Cakratalk dan Staf Ahli Muda Presiden 2018-2019 bidang Komunikasi dan Diseminasi Informasi 2018-2019 untuk berbagi ilmu dan informasi kepada para seperta seminar.
Herawati menambahkan PT Astra International Tbk melalui YPA-MDR berkomitmen kuat untuk terus mendorong dan memfasilitasi guru dibidang penyusunan karya tulis ilmiah, penelitian pendidikan dan karya inovasi pembelajaran. Selama tiga tahun terakhir, telah dihasilkan lebih dari 150 karya tulis ilmiah dari para guru binaan, berupa PTK dan karya Inobel. Beberapa diantaranya telah memenangkan Lomba Innovasi Guru PT Astra International Tbk dan Lomba Inobel Guru di tingkat Nasional yang diselenggarakan setiap tahun.
Pada kesempatan yang sama, YPA-MDR meluncurkan School Collaboration System (SCS) yang merupakan sistem kolaborasi antar sekolah sebagai media pembelajaran baik dari proses persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran di Sekolah serta terintegrasi dalam proses pembelajaran digital (E-Learning) yang dapat digunakan oleh Pendidik dan Murid. Cakupan dari sistem SCS ini antara lain Standardisasi Media Ajar, Kolaborasi Media Ajar dan Pembelajaran Digital.
Astra melalui YPA-MDR telah berkomitmen terlibat langsung dalam melahirkan SDM unggul menuju Indonesia maju yang merupakan visi misi Pemerintah Republik Indonesia, yaitu melalui peningkatan mutu Pendidikan khususnya para pendidik dan siswa di daerah prasejahtera. Sejalan pula dengan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mencanangkan #MerdekaBelajar dimana guru-guru binaan dilatih untuk terus memiliki kemerdekaan berpikir dalam menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta menghormati perubahan yang harus terjadi agar pembelajaran itu mulai terjadi di berbagai macam sekolah.
"Tuntutan guru dengan metode High Order Thinking Skills (HOTS) salah satunya yang kami kembangkan untuk peningkatan mutu guru kami, Sekolah berbasis riset dan sekolah berbasis digital secara bertahap kami terapkan di sekolah-sekolah Astra yang sudah mencapai unggul. Semua program bantuan Pendidikan bertujuan membangun kompetensi guru yang harus menjawab tuntutan jaman," ujar Herawati.
Herawati berharap melalui acara ini dapat mewadahi guru untuk terus berinovasi dalam belajar agar dapat menjadi ‘Guru Penggerak’ dan ‘Guru Pengimbas’ yang berdampak pada peningkatan mutu siswa secara akademis dan karakter.
"Kami juga ingin Guru-guru binaan dapat memanfaatkan perangkat teknologi multimedia untuk dapat membangun pendidikan yang berwawasan global. Abad ke21 adalah abad digitalisasi, karena itu kemampuan guru dalam mengaplikasikan teknologi digital dalam pembelajaran merupakan keharusan untuk dapat tetap eksis dalam pendidikan era milenium” tutur dia.