REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tergerusnya lahan pertanian menjadi ancaman serius bagi komoditas pertanian. Untuk itu diperlukan adanya cara menarik agar petani mau mempertahankan lahannya sebagai lahan pertanian.
Ketua Agrinex Expo Rifda Ammarina menyoroti pemanfaatan agrowisata. Menurutnya, jika semua kebun buah di Indonesia mengembangkan agrowisata, maka diharapkan ada suatu jaminan lahan di pertanian tidak diperjualbelikan.
"Karena petani sudah puas dengan hasil produksinya dan harga yang dibayar oleh pengunjung," katanya saat ditemui di sela-sela Agrinex Expo di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (7/9).
Seperti diketahui, kedatangan pengunjung nantinya bukan hanya membayar di pintu masuk. Mereka akan mengeluarkan uang untuk makan, minun dan bahkan membeli oleh-oleh.
Produk yang dihasilkan dari kebun itulah yang bisa ditawarkan menjadi oleh-oleh bagi para pengunjung. "Itulah sumber pendapatan petani," ujarnya.
Salah satu agrowisata yang dinilai sukses adalah Taman Buah Mekarsari. Guna mendukung bertumbuhnya agrowisata di titik-titik lain, Agrinex Expo tahun depan direncanakan digelar di lokasi tersebut.
Selain mendekatkan diri dengan lokasi belajar, lahan yang luas membuat tidak adanya batasan bagi peserta. Konsep indoor dan outdoor pun bisa diterapkan sesuai dengan komoditas yang ditampilkan.
Dalam kesempatan tersebut Rifda mengajak masyarakat untuk berkunjung ke Agrinex Expo ke-12 di JCC. Acara ini digelar pada 7 hingga 9 September tanpa adanya biaya masuk bagi pengunjung.