Karyawan beraktivitas di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (4/10).Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 111,11 poin atau 1,89 persen ke posisi 5.756,61 poin pada perdagangan hari ini. (FOTO : Prayogi/Republika)
Kapal tunda (tug boat) melintas di dekat Terminal Nilam, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/10). Berdasar data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor Indonesia periode Januari Agustus 2018 mencapai US$120,10 miliar atau meningkat 10,39 persen dibanding periode yang sama tahun 2017. (FOTO : Ronny Muharman/Antara)
Executive Vice President Wealth Management BCA Eva Sumampouw (kiri), Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman (kanan), Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi (kedua kanan), dan Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting (kedua kiri) berbincang usai peluncuran ORI05 di Jakarta, Kamis (04/10). (FOTO : Dok BCA)
Perajin menata susunan tempe di salah satu tempat pembuatan tempe di Pekanbaru, Riau, Kamis (4/10). Pengusaha tempe terpaksa mengurangi ukuran produknya agar usaha mereka tetap berjalan terkait harga bahan baku kedelai yang terus naik di pasaran. (FOTO : Ronny Muharman/Antara)
Alat berat bantuan United Tractor Group mengengevakuasi reruntuhan rumah korban gempa di Palu, Rabu (3/10). UT Group memulai pada tahap evakuasi dengan mendatangkan sejumlah alat berat berupa 4 unit excavator, 1 unit bulldozer dan 1 unit lowboy yang beroperasi di lokasi gempa di Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah. (FOTO : Dok Astra)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (4/10) dibuka melemah seiring dengan ketidakpastian perang dagang.
IHSG dibuka melemah 20,13 poin atau 0,34 persen menjadi 5.847,59. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 5,01 poin atau 0,54 persen menjadi 920,29.
Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah, di Jakarta, mengatakan pelaku pasar masih dihantui ketidakpastian global akibat penyesuaian-penyesuaian kebijakan ekonomi AS dan Tiongkok dalam perang dagang. "Penyesuaian-penyesuaian kebijakan ekonomi yang dilakukan dua negara itu dikhawatirkan menimbulkan gejolak global," katanya.
sumber : Republika, Antara
Advertisement