REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Para pedagang suvenir dan marchandise di Sao Paulo bisa dibilang 'panen' selama perhelatan Piala Dunia 2014 Brasil. Toko-toko dan kios yang menjajakan aneka suvenir seperti kaos, syal, topi, gantungan kunci, pin, tempelan kulkas, stiker, terompet, dan lainnya sudah pasti diserbu pembeli lokal maupun asing.
Meski toko atau kios yang menjajakan suvenir tersebar hampir di tiap sudut kota Sao Paulo, namun konsentrasi pedagang penjual aneka rupa oleh-oleh khas Piala Dunia 2014 terpusat di tiga lokasi, yakni Se', Liberdade, dan Anhangabau.
Se' bisa disebut sebagai lokasi paling ramai karena berada di persimpangan pusat kota dan persis di depan Katedral Da Se' yang merupakan salah satu ikon kota Sao Paulo.
Tak hanya ada pedagang yang memang mangkal dan memiliki kios atau toko di situ, sejumlah pedagang dadakan juga mencoba mengais rezeki di trotoar kawasan Se'. Mereka umumnya membawa karung yang berisi barang dagangan semisal kaos, topi, dan terompet.
Para pedagang ini menggelar dagangannya di tengah trotoar dengan beralaskan karung. Rata-rata harga barang mereka lebih murah dan bisa ditawar dibanding dengan pedagang yang mangkal.
Tapi masalahnya, polisi yang memergoki pedagang itu langsung mengusir atau bahkan menangkap mereka. Para pedagang itu dianggap tak resmi dan mengganggu ketertiban.
Tak heran jika polisi lewat, para pedagang itu dengan buru-buru meringkus dagangannya ke dalam karung meski sedang berlangsung transaksi dengan pembeli.
''Lalu mereka pura pura berjalan seperti para pengunjung yang melintas. Saat polisi beranjak pergi, mereka pun kembali menggelar dagangannya,'' ujar wartawan Republika Online, Endro Yuwanto, dalam laporannya dari Sao Paulo.