REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Saat ini nilai mata uang rupiah di pasar dunia sangatlah rendah termasuk saat dibandingkan dengan mata uang Brasil, reais. Hingga Selasa (24/6) nilai tukar reais terhadap rupiah adalah satu reais sama dengan Rp 5.500. Hal ini membuat barang-barang di Rio de Janeiro, Brasil terkesan lebih mahal dibanding di Indonesia.
Untuk sekali makan dan minum di restoran makan siap saji atau di rumah makan di pinggir jalan di Rio de Janeiro bisa menghabiskan minimal 18 reais atau sekitar Rp 99 ribu. Padahal di Indonesia dengan menu relatif sama maksimal hanya dibutuhkan uang sekitar Rp 25 ribu.
Sebotol minuman air mineral ukuran satu setengah liter di Rio de Janeiro rata-rata berharga tiga reais atau Rp 16.500, sementara di Indonesia maksimal hanya enam ribu rupiah.
Di Rio de Janeiro, tarif bus kota yang merupakan transportasi termurah adalah tiga reais atau Rp 16.500 untuk sekali jalan. Jika jalan beberapa kali untuk menuju berbagai lokasi, maka tinggal kalikan saja dengan tiga reais. Jangan bertanya untuk ongkos taksi, harganya pasti berkali-kali lipat dibanding naik bus.
Lantaran Republika Online kadang-kadang lupa untuk merupiahkan dulu apapun di Rio de Janeiro, kesan murah sering terasa saat memegang sebuah barang. Misalnya saat hendak membeli kaos tipis bertuliskan "Brasil" seharga 55 reais.
Harga cuma 55 memang sepertinya murah. Tapi saat ingat harus dirupiahkan dulu, buru-buru Republika harus berpikir ulang lagi. 55 reais berarti sama dengan Rp 302.500. Padahal kaos tipis seperti itu di Indonesia maksimal berharga Rp 60 ribu.
Yustina, warga negara Indonesia asal Kupang yang sudah delapan tahun menetap di Rio de Janeiro, selalu mengingatkan agar jangan lupa merupiahkan dulu atau mengalikan dulu dengan 5.500, barang apapun yang hendak dibeli di Brasil. Ia mengaku nilai mata uang rupiah memang sangat jatuh.
"Saran saya, jangan sekali kali mencoba membeli barang elektronik atau telepon seluler di sini, dengan harga yang di sini, kita akan dapat barang dengan kualitas dan spesifikasi jauh lebih bagus atau yang terbaik di Jakarta," kata Yustina kepada Republika Online.