REPUBLIKA.CO.ID, PORTO ALEGRE -- Piala Dunia kali ini memang begitu spesial terutama bagi para pemain Muslim. Lantaran bulan Ramadhan berbarengan dengan perhelatan Piala Dunia.
Dilema tentu mengiringi bagi para pemain yang negaranya masih bertahan di Brasil, namun tidak bagi Aljazair. Wakil Afrika tersebut mewajibkan seluruh anggota tim yang terdiri dari pemain, pelatih, dan official tim yang beragama Islam untuk menunaikan ibadah puasa Ramadhan pada saat latihan atau pun ketika bertanding.
Sebuah kebijakan yang patut diapresiasi dan berani mengingat lawan yang akan mereka hadapi ialah Jerman yang merupakan salah satu favorit juara. Namun, Pelatih Aljazair Vadid Halilhodzic mengaku tidak ingin membicarakan hal tersebut.
"Mari kita berbiara tentang sepakbola. Saya di sini bukan untuk berbicara mengenai Islam," kata Halilhodzic seperti dikutip Goal.
Sebaliknya, Swiss melalui sang arsitek tim Ottmar Hitzfeld dengan tegas menyatakan anak asuhnya yang beragama Islam tidak diperbolehkan berpuasa hingga perjuangan mereka selesai di Piala Dunia 2014. Itu artinya delapan punggawa La Nati yang bergama Muslim dipastikan urung menjalankan ibadah puasa, maksimal hingga hari ke-15.
Tim lainnya yang memiliki pemain Muslim seperti Belgia, Jerman, Nigeria, dan erancis memberikan kebebasan sepenuhnya bagi para pemain Muslimnya untuk berpuasa selama Piala Dunia.
"Saya tak dapat berbuat apapun selain menghormati keputusan setiap pemain. Saya memiliki keyakinan bahwa pemain Muslim yang tetap berpuasa bisa beradaptasi dengan baik," ujar pelatih Prancis Didier Deschamps.
Deschamps menyatakan itu karena trio pemainnya, yang terdiri dari Mamadou Sakho, Moussa Sissoko dan Karim Benzema sepakat untuk menjalankan puasa di tengah Piala Dunia.