REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Perhelatan Piala Dunia 2014 di Brasil dikhawatirkan akan meningkatkan praktik pariwisata seks dan juga prostitusi anak. Sebagai tuan rumah, pihak berwenang Brasil terus memerangi penyimpangan-penyimpangan tersebut menjelang dihelatnya turnamen dunia pada 12 Juni nanti.
"Ini adalah acara yang akan mengundang banyak orang dari negara luar dan kami benar-benar khawatir terhadap berkembangnya pariwisata seksual," ujar perwakilan pihak berwenang Brasil, Adriana de Morais, dilansir dari AFP, Rabu (21/5).
Tidak ada statistik resmi tentang praktik pelacuran di bawah umur di Brasil. Satu-satunya indikator adalah banyaknya laman online yang menawarkan pariwisata seksual.
Ada juga lebih dari 124 ribu laporan di laman pemerintah yang 26 persennya memberitahukan tentang pelecehan seksual yang dialami oleh anak-anak Brasil, khususnya anak perempuan.
Sebagian besar laporan itu datang dari wilayah timur laut Brasil yang miskin, namun memiliki pantai indah yang menarik wisatawan.
Beberapa tahun lalu, Taina, anak gadis berusia 10 tahun, melarikan diri dari rumahnya. Untuk bertahan hidup, dia rela menjajakan kehormatannya demi uang untuk makan.
"Kami biasanya pergi ke Ponta Negra (tempat wisata di Natal). Aku dan teman-temanku akan menunggu mobil yang menghampiri kami atau menghubungi kami langsung, kemudian kami akan ikut bersama mereka,'' kata Taina.
''Kebanyakan dari mereka yang melakukan panggilan adalah orang asing,'' katanya. ''Orang Brasil hanya sedikit.''
Kini, Taina sudah berusia 18 tahun dan sedang mencoba kehidupannya yang baru. Dia memelajari manajemen hotel berkat sebuah program televisi lokal 'Vira Vida', kemudian mendedikasikan dirinya untuk membantu penyuluhan pada pekerja seks anak dan mengembalikan mereka ke jalan yang benar.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
