REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO DE CILE -- Salah satu tantangan terberat menjadi pelatih Cile adalah bekerja di bawah bayang-bayang nama besar Marcelo Bielsa. Akan tetapi, Jorge Sampaoli sanggup melewati tantangan tersebut.
Bielsa merupakan sosok yang sangat dicintai para suporter Cile. Pelatih asal Argentina tersebut bukan hanya mampu membawa Cile lolos ke putaran final Piala Dunia 2010 setelah dua edisi absen, tapi juga langsung memberi kebahagiaan karena Cile mampu melaju hingga babak 16 besar.
Sebuah jajak pendapat yang sempat diadakan pun menempatkan Bielsa sebagai salah satu pelatih terbaik dalam sejarah sepak bola Ciei. Sayang, Bielsa terpaksa mengundurkan diri pada 2011 karena terlibat konflik dengan Federasi Sepak Bola Cile.
Claudia Borghi kemudian datang meneruskan tongkat kepelatihan Bielsa. Tapi ia dipecat pada November 2012 setelah tiga kekalahan beruntun atas Argentina, Ekuador, Kolombia pada kualifikasi zona Amerika Selatan.
"Menggantikan posisi Bielsa sangat sulit. Karena terlalu banyak orang yang menggemarinya," kata Borghi dilansir AP ketika menyampaikan salam perpisahan.
Jorge Sampaoli menjadi pilihan terakhir Cile. Datang dalam kondisi sulit, Sampaoli mampu meredam keresahan hingga akhirnya membawa Cile lolos langsung ke Brasil dengan menempati peringkat tiga kualifikasi di bawah Argentina dan Kolombia.
Sampaoli berhasil memenangkan lima pertandingan dari tujuh laga sisa kualifikasi. Sisanya berakhir satu kalah dan satu imbang. Tidak seperti Borghi, Sampaoli mendapatkan respek cukup besar dari para suporter Cile. Ini karena Sampaoli telah membawa klub Cile, Universidad de Chile, menjuarai liga domestik dan Copa Sudamericana.
Kecintaan publik Cile terhadap Sampaoli semakin membesar karena dinilai mampu menjinakkan para pemain yang selama ini cukup indispliner. Sampaoli memilih merendah. Dia tidak merasa lebih hebat ketimbang Marcelo Bielsa ataupun Claudia Borghi dalam hal meracik taktik.
"Saya hanya membantu mereka untuk memiliki rasa bangga ketika mengenakan jersey timnas. Mereka harus bermain enjoy dan bukan bermain dengan menganggap keberadaan mereka sebagai tugas negara," kata Sampaoli.