REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Tadinya, Niko Kovac ditunjuk Kroasia hanya untuk menjalani babak playoff melawan Islandia. Tapi, ia akhirnya tetap dipercaya menemani Darijo Srna dkk. ke Brasil setelah sukses menyegel tiket putaran final Piala Dunia 2014.
Kovac menggantikan Igor Stimac yang dipecat setelah Kroasia dikalahkan Skotlandia pada laga terakhir kualifikasi. Ada satu faktor penting yang diakui Kovac menjadi kunci kesuksesannya menunaikan tugas dengan sempurna di babak playoff. Bukan soal teknik permainan, tapi soal mentalitas di lapangan.
Pelatih berusia 42 tahun itu mengaku kelemahan Kroasia karena pemainnya terlalu bergairah dalam setiap pertandingan. Namun, gairah itu tidak disertai dengan ketenangan dalam bertanding yang akhirnya membuat permainan jadi tak karuan.
Sebagai orang yang lebih banyak menghabiskan hidup di Jerman, Kovac mengaku mengadopsi filosofi sepak bola Jerman yang selalu menuntut ketenangan dalam menghadapi segala situasi. Prinsip itu yang selalu ia tekankan dalam setiap kesempatannya memimpin latihan.
Kovac menghabiskan hampir separuh hidupnya sebagai pemain di Bundesliga Jerman dengan memperkuat Hertha Berlin, Bayer Leverkusen, Hamburger SV dan Bayern Muenchen.
"Ketika kami bisa memadukan gairah kami dengan kemampuan untuk tetap tenang menghadapi segala situasi, kami adalah tim nasional yang hebat," ungkap Kovac dilansir laman Associated Press.
Usaha Kovac meningkatkan mentalitas bertanding Kroasia terbukti ampuh ketika menjalani babak playoff. Dalam situasi genting seperti ini, Kroasia mampu bermain sabar dan meraih hasil imbang tanpa gol di markas Islandia 15 November 2013 pada leg pertama.
Hasil itu mendatangkan keuntungan bagi Kroasia yang dalam empat hari berselang bergantian menjamu Islandia. Kroasia secara meyakinkan memetik kemenangan dua gol tanpa balas lewat gol Mario Mandzukic pada menit ke-27 dan Darijo Srna pada menit ke-47. Kroasia pun akhirnya kembali tampil di putaran final setelah gagal lolos kualifikasi pada Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.
Bagi sepak bola Kroasia, Kovac bukanlah sosok asing. Kovac merupakan salah satu pemain generasi emas saat Kroasia berhasil menjadi tim peringkat tiga di Piala Dunia 1998 Prancis.
Kovac dipercaya sebagai suksesor Igor Stimac berkat kesuksesannya ketika menangani timnas Kroasia U-21 pada kualifikasi Piala Eropa U-21. Kovac menyapu bersih empat laga perdana dengan kemenangan cleansheet.
Meskipun belum punya pengalaman menjadi pelatih di level senior, Kovac tetap diyakini bisa membawa Kroasia meraih prestasi tertinggi di Brasil. Kovac pun siap menjawab kepercayaan tersebut.
"Kami memang hanya negara kecil, tapi semua orang ingin kami selalu meraih prestasi tertinggi dalam setiap turnamen besar," ucap Kovac.