Senin , 09 Jun 2014, 18:55 WIB

Cile Tajam di Depan, Rapuh di Belakang

Rep: Satria Kartika Yudha / Red: Didi Purwadi
Presiden Cile, Michelle Bachelet (tengah), berpose bersama pemain Timnas Cile di Santiago pada 3 Juni.
Foto Reuters/Ivan Alvarado

Presiden Cile, Michelle Bachelet (tengah), berpose bersama pemain Timnas Cile di Santiago pada 3 Juni.

REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Dari segi serangan, Cile merupakan tim yang patut diwaspadai. Mengusung gaya sepak bola menyerang, Cile berhasil lolos langsung ke putaran final Piala Dunia 2014 dengan menempati peringkat tiga kualifikasi zona Amerika Selatan.

Dengan mengusung dua formasi, 3-4-3 dan 4-3-3, Cile tampil beringas karena mampu mencetak 29 gol dalam 16 pertandingan kualifikasi. Raihan itu membuat Cile menjadi tim terproduktif kedua di bawah Argentina yang mencetak 35 gol.

Akan tetapi, ketajaman lini depan Cile tidak berbanding lurus dengan kekuatan lini belakang. Buruknya koordinasi para pemain bek membuat Cile kebobolan 25 gol. Soal peringkat, Cile pun menjadi tim paling banyak kebobolan kedua di zona Amerika Selatan setelah Bolivia (30 gol).

Jika Cile bisa memperbaiki kerapuhan di lini belakang, bukan tidak mungkin Cile bisa mengulang prestasi mereka saat melaju ke babak 16 besar Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Ini tentu jadi pekerjaan rumah besar mengingat lawan yang dihadapi Cile di fase Grup B sangat berat.

Spanyol jelas menjadi tim favorit di Grup B karena menyandang status sebagai juara bertahan. Namun, Cile punya modal bagus karena pernah menahan imbang Spanyol 2-2 dalam laga uji coba di Swiss pada 10 September 2013.

Sedangkan, Belanda juga bisa menghadirkan petaka karena merupakan runner-up Piala Dunia 2010. Sementara, Australia yang tidak difavoritkan pun bisa saja menghadirkan kejutan bagi Cile.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
timnas cile jorge sampaoli arturo vidal alexis sanchez piala dunia 2014 piala dunia
Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Lainnya