REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Di kancah Piala Dunia, Pantai Gading seolah memiliki dendam kesumat terkait begitu cepatnya mereka tersingkir di putaran final Piala Dunia.
Dianggap memiliki generasi terbaiknya lewat Didier Drogba, Didier Zokora, Gervinho, dan Kolo Toure, Pantai Gading malah hancur lebur di dua edisi terakhir Piala Dunia. Pantai Gading tidak pernah bisa lolos dari putaran grup pada Jerman 2006 dan Afrika Selatan 2010.
Bergabung di grup maut menjadi salah satu alasan yang mengemuka atas kegagalan tersebut. Di Jerman 2006, tim peringkat 21 FIFA itu bergabung dengan grup neraka yang beranggotakan Belanda, Argentina, dan Serbia.
Dua kekalahan di dua laga awal kontra Belanda dan Argentina, membuat Pantai Gading bertengger di peringkat ketiga klasemen akhir Grup C mesti berhasil menang atas Serbia Montenegro.
Kondisi ini pun seolah berulang di Piala Dunia 2010. Di gelaran Piala Dunia di tanah Afrika tersebut, Didier Drogba dan kawan-kawan harus rela satu grup dengan Portugal, Brasil, dan Korea Utara di Grup G.
Pantai Gading berhasil menahan imbang Portugal di laga pertama dan berhasil menghempaskan Korea Utara pada laga ketiga. Tapi, kekalahan 3-1 atas Brasil membuat Pantai Gading harus rela angkat kaki dari Afrika Selatan dan memendam mimpi lolos ke putaran kedua lantaran finish di tempat ketiga klasemen akhir grup G.
Namun, di Brasil 2014, Dewi Fortuna seolah berada di pihak Pantai Gading. Tim berjuluk les Elephants itu tergabung dalam grup yang relatif mudah. Bersama Yunani, Kolombia, Jepang, Pantai Gading bergabung di Grup C.
Tidak adanya nama-nama tim besar di grup ini membuat Pantai Gading digadang-gadang bakal lolos ke babak 16 besar tanpa kesulitan berarti.
''Saya bangga selalu menjadi bagian dari negara kecil ini untuk bisa lolos ke Piala Dunia. Tiga kali lolos ke putaran final Piala Dunia secara berturut-turut bukanlah hal yang mudah,'' tegas penyerang andalan Pantai Gading, Didier Drogba, seperti dikutip Four-Four Two.
''Kami ingin mendapatkan sesuatu yang istimewa di Piala Dunia kali ini,'' katanya. ''Karena, dua Piala Dunia sebelumnya benar-benar sulit buat kami.''
Masih bermaterikan sejumlah pemain yang memperkuat Pantai Gading di dua edisi Piala Dunia sebelumnya, Pantai Gading memang layak merasa optimis lolos ke babak 16 besar.
Pelatih Timnas Pantai Gading, Sabri Lamouchi, pun sadar dengan target ini. Sempat melakukan sejumlah pergantingan di tubuh tim di ajang kualifikasi, Lamouchi akhirnya menegaskan tidak ada yang berubah dari tim ini.
''Tim ini tidak berubah, tapi terus berevolusi. Tim yang tidak berubah tidak akan bisa berkembang. Target lolos ke putaran selanjutnya adalah hal yang cukup sulit, tapi kami berhasil mengatasi tantangan sesulit apapun. Kini, kami tengah memburu target kami selanjutnya,'' tutur Lamouchi seperti dikutip Reuters.