Rabu , 11 Jun 2014, 07:10 WIB

Profil: Italia Bukan Lagi Sekedar Catenaccio

Rep: Reja Irfa Widodo / Red: Didi Purwadi
Pemain Timnas Italia (kiri-kanan), Ciro Immobile, Mario Balotelli dan Lorenzo Insigne, berbincang di sela-sela sesi latihan di Renato Curi, Perugia, Rabu (4/6).
Foto Reuters/Giampiero Sposito

Pemain Timnas Italia (kiri-kanan), Ciro Immobile, Mario Balotelli dan Lorenzo Insigne, berbincang di sela-sela sesi latihan di Renato Curi, Perugia, Rabu (4/6).

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Di sepanjang sejarah Piala Dunia dan sepak bola internasional, Italia memiliki ciri khas dan identitas tersendiri, terutama jika merujuk ke gaya permainan.

La Nazionale, julukan timnas Italia, dikenal sebagai tim yang begitu handal memainkan sepak bola bertahan. Mampu meredam serangkaian serangan lawan dan kemudian mengejutkan dengan serangan balik cepat, Italia mampu tampil begitu oportunis, efisien, dan pragmatis.

Meski kerap dikritik lantaran memainkan sepak bola negatif, tapi gaya permainan ini terbukti mampu mengantarkan Italia menjadi salah satu tim kuat dengan raihan empat titel Piala Dunia dan satu trofi Piala Eropa.

Tapi, dalam satu dekade terakhir, wajah Italia benar-benar berubah. Italia mencoba melengkapi gaya permainan mereka. Tidak hanya mampu bermain bertahan, gli Azzurri juga terbukti sukses menampilkan gaya permainan yang lebih terbuka, dinamis, terus menekan dan menyerang.

Hancur lebur di putaran final Piala Dunia 2010, Italia bangkit dengan melaju ke partai final Piala Eropa 2012. Berlanjut di turnamen pemanasan Piala Dunia, Italia sukses menjadi peringkat ketiga terbaik di Piala Konfederasi 2013.

Rentetan kesuksesan ini tidak terlepas dari revolusi yang dilakukan Cesare Prandelli. Mantan pelatih Fiorentina itu mampu menyeimbangkan komposisi pemain muda dan pemain senior di skuat Italia.

Seraya memberikan kesempatan kepada pemain muda seperti Mario Balotelli dan Marco Veratti, Prandelli juga tidak begitu saja melepas sejumlah pemain-pemain senior yang telah menjadi nyawa dalam permainan Italia, seperti Andrea Pirlo, Daniele De Rossi, dan kiper kawakan Gianluigi Buffon.

Dengan didukung kemampuan taktik Prandelli dan rataan kualitas pemain, Italia pun menatap Brasil 2014 dengan optimisme tinggi usai mampu menorehkan rekor tersendiri dengan memastikan lolos ke putaran final Piala Dunia saat babak kualifikasi zona Eropa masih menyisakan dua partai lagi.

Namun, tantangan terbesar Italia di Brasil 2014 justru sudah menunggu di putaran grup. Bergabung bersama dua mantan juara dunia di Grup D, Italia sudah harus bertemu Inggris di laga perdana mereka di Brasil 2014 pada 14 Juni mendatang di Stadion Arena Amazonia, Manaus.

Kemudian, setelah berhadapan dengan Kosta Rika di laga kedua (20/6), Italia akan langsung menghadapi juara Copa America 2011, Uruguay, di laga pamungkas Grup D.

Prandelli pun sadar dengan tantangan ini. Tiga angka di laga perdana menjadi target pelatih berusia 56 tahun itu. Terlebih, tiga angka itu didapatkan dari salah satu tim kuat Eropa, Inggris.

''Tiga angka di laga perdana akan sangat penting buat perjalanan kami di laga-laga selanjutnya. Bahkan, tiga angka itu bisa kami dapatkan dari tim yang cukup kuat,'' lanjut pelatih yang memulai karier kepelatihannya di Atalanta tersebut.

Prandelli juga menyebutkan salah satu kekuatan utama Italia saat ini adalah fleksibilitas dalam taktik dan skema formasi. Di kompetisi perdananya bersama Italia di Piala Eropa 2012, Italia lebih sering menerapkan 3-5-2.

Namun, begitu memasuki babak kualifikasi Piala Dunia, Prandelli juga sempat bereksperimen dengan menerapkan formasi 4-3-3 hingga 4-2-3-1 dengan Balotelli sebagai ujung tombak serangan.

''Kami tidak mau menjadi tim yang begitu terbatas dalam hal penerapan formasi. Kami memiliki pemain dan sumber daya yang cukup untuk bisa beradaptasi dengan berbagai gaya permainan dan formasi yang bisa disesuaikan dengan setiap pertandingan, situasi, dan lawan yang kami hadapi,'' kata Prandelli.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
timnas italia cesare prandelli mario balotelli piala dunia 2014 piala dunia
Berita Terpopuler
Berita Lainnya