REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Sering tampil kurang bagus selama kualifikasi sebelum meningkatkan permainannya pada akhir turnamen, Italia melaju dengan angkuh memuncaki Grup B Zona Eropa.
Perjalanan mereka berpotensi rumit ketika mereka bertemu Denmark, Republik Ceska, dan Bulgaria. Namun, La Nazionale melonjak tak terkalahkan dan meraih tiket ke Brasil. Itu berarti bahwa revolusi internal Italia berbuah sukses.
"Sekarang jelas bahwa Anda tidak bisa mendapatkan hasil tanpa bermain sepak bola atraktif," kata pelatih Cesare Prandelli ketika ia pertama kali mengambil alih tugas.
Sejak itu ia telah memimpin Italia menuju ke pentas Euro 2012 dan putaran final Piala Dunia yang ke-14 kalinya dengan tetap setia pada gaya permainan menyerang.
Dengan empat gelar juara atas nama mereka (1934, 1938, 1982, dan 2006) dan dua kali sebagai runner up (1970 dan 1994), Italia berada di urutan kedua setelah Brasil dalam dewan kehormatan Piala Dunia FIFA sepanjang masa.
La Squadra Azzura juga satu-satunya tim bersama Brasil yang telah memenangkan kompetisi ini dua kali berturut-turut. Kekalahan semifinal 3-4 dari Jerman Barat di Meksiko 1970 secara luas dianggap sebagai salah satu pertandingan paling spektakuler dalam sejarah turnamen ini.
Kapten dan Kiper Gianluigi Buffon merupakan pemain yang tersisa di antaranya rekannya yang mengantar peraihan gelar 2006 di Jerman bersama Andrea Pirlo. Sementara, sejumlah anak muda telah masuk ke dalam tim.